Tanggapi Travel Warning dari Australia, Dinkes Bali Bantah Ada Wabah Japanese Encephalitis
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya membantah klaim pernyataan kalau Bali sedang terjadi wabah virus Japanese Encephalitis.
Editor: Arif Setyabudi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Bali disebut berbahaya bagi para pelancong khususnya traveler Australia dengan adanya travel warning Pemerintah Australia terkait virus Japanese encephatlitis.
Pemerintah Australia mengangap Bali sedang dalam wabah penyakit Japanese encephatlitis.
Dilansir dari ABC.net.au, pihak berwenang Australia memperingatkan warga Australia agar berhati-hati untuk menghindari penyakit lain yang ditularkan nyamuk, Japanese encephalitis, ketika berlibur di wilayah Asia.
Virus Japanese Encepalitis adalah bagian dari keluarga flavivirus, yang juga bertanggung jawab untuk Zika, demam berdarah dan demam kuning.
Japanese Encepalitis terjadi di Asia dan bagian Pasifik barat , dari Pakistan hingga Papua Nugini dan utara ke Jepang dan beberapa bagian Rusia.
Hampir 200.000 kasus diperkirakan terjadi setiap tahun.
"Kenyataannya adalah ada risiko yang jauh lebih besar bahwa Anda akan terinfeksi oleh demam berdarah saat bepergian di Asia Tenggara daripada virus Japanese Encephalitis," tulis sebuah fakta di abc.net.au.
Wisatawan Australia yang menuju Indonesia diingatkan meskipun sebenarnya risiko terkena virus ini masih rendah di Indonesia.
Pemerintah Australia menyatakan bahwa meski risiko warga Australia terinfeksi virus JE rendah, namun mereka tetap diimbau berusaha menghindari gigitan nyamuk dan jika perlu mengakses vaksin terlebih dahulu sebelum bepergian.
Dilansir dari TribunBali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya membantah klaim pernyataan kalau Bali sedang terjadi wabah virus Japanese Encephalitis.