Bhutan, Negara Penuh Rahasia Tapi Juga Paling Bahagia
Negara berbentuk kerajaan yang terletak di wilayah timur Himalaya ini mayoritas masyarakatnya memeluk agama Buddha.
Editor: Content Writer
Tahukah kamu manakah negara paling bahagia di Asia? Ya, Bhutan. Negara yang penuh rahasia ini berbentuk kerajaan yang terletak di wilayah timur Himalaya ini mayoritas masyarakatnya memeluk agama Buddha.
Buthan memiliki cara unik dalam mengukur pencapaian negaranya, yaitu berdasarkan pada kebahagiaan penduduknya atau dikenal dengan Gross National Happiness (GNH).
Dilansir dari BBC, berikut adalah fakta-fakta unik tentang Bhutan.
Tidak ada lampu lalu lintas
Di Bhutan sama sekali tidak terpasang lampu lalu lintas. Sebelumnya, pernah ada pemasangan lampu lalu lintas di Thimpu, ibu kota Bhutan. Namun, kemudian dihilangkan karena adanya keluhan dari orang-orang yang menganggapnya tidak penting.
Sekarang, lampu lalu lintas di negara tersebut diganti dengan seorang polisi yang berdiri di bilik berukir untuk mengarahkan lalu lintas dengan gerakan tangan
Tidak ada tembakau
Bhutan menjadi satu-satunya negara di dunia yang melarang penanaman, pemanenan, produksi, serta penjualan produk tembakau. Hal ini berdasarkan pada Undang-Undang Pengendalian Tembakau Bhutan 2010.
Travelling di Bhutan dibatasi
Hampir sama seperti Korea Utara, Bhutan juga sangat tertutup perihal travelling. Baru pada awal tahun 2000-an Bhutan membuka akses untuk wisatawan datang ke negaranya.
Kalau kamu mau ke sana, kamu harus memesan ke agensi tur yang telah disetujui oleh pemerintah Bhutan. Selain itu, semua biaya juga harus sudah terbayarkan pada saat pemesanan. Hotel dan tur keliling Bhutan juga dibatasi dan diatur pemerintah.
Namun, ada cara lain jika kamu ingin berkunjung ke Bhutan, yaitu dengan diundang langsung oleh penduduk asli Bhutan.
Penduduk lokal diizinkan mengundang dua orang dalam setahun namun tetap dengan pengurusan dokumen yang cukup banyak.
Berpakaian dengan diatur pemerintah
Pemerintah Bhutan juga menerapkan aturan mengenai cara berpakaian penduduknya. Di ruang publik, sejak pagi hingga sore, warga diwajibkan mengenakan pakaian tradisional Bhutan.
Pria memakai gho, kostum mirip tunik, dengan tambahan kaus kaki sebatas lutut. Sedangkan wanita memakai gaun bersetagen yang disebut kira, dengan tambahan blus lengan panjang dan selendang di bahu.
Memikirkan tentang kematian
Meskipun termasuk negara paling bahagia, masyarakat Bhutan justru dekat sekali dengan. Dalam budaya Bhutan, orang diharapkan memikirkan tentang kematian lima kali sehari.
Berdasarkan penelitian psikolog Nathan DeWall dan Roy Baumeister dari Universitas Kentucky, fakta kematian mengancam secara psikologis, tetapi ketika orang-orang merenungkannya, sistemnya secara otomatis mulai mencari pikiran-pikiran bahagia.
Hal inilah yang membuat mereka bahagia.