Dampak Mahalnya Harga Tiket Pesawat Domestik, Wisatawan Diprediksi Alihkan Liburan ke Luar Negeri
Darioda direpotkan dengan harga tiket pesawat tujuan dalam negeri yang tinggi, belum lagi penerapan bagasi berbayar yang cepat membuat 'kantong jebol'
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Pembatalan rute terbang sejumlah maskapai penerbangan tujuan dalam negeri, akibat sepinya penumpang, berpotensi membuat wisatawan nusantara (wisnus) yang datang ke Batam, menurun.
Sebaliknya, secara tidak langsung ikut membantu, mendongkrak peningkatan wisatawan ke negara-negara tetangga.
Pilihan berwisata ke luar negeri, khususnya dari masyarakat Batam, Kepri, ke Singapura, Malaysia, Thailand atau negara lainnya, tampaknya menjadi hal yang paling mungkin dilakukan saat ini.
Dibanding harus direpotkan dengan harga tiket pesawat tujuan dalam negeri yang tinggi, belum lagi penerapan bagasi berbayar yang cepat membuat 'kantong jebol'.
"Inikan tak sesuai dengan yang dicanangkan Pak Jokowi. Targetnya sebanyak 20 juta wisman masuk ke Indonesia, dan 275 juta wisnus tahun 2019. Ini benar-benar membuat kita terpukul dari sisi jumlah wisnusnya," kata Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kepri, Andika Lim.
Ia melihat, kebanyakan masyarakat memilih untuk 'wait and see' dulu', sebelum memutuskan untuk bepergian.
Sepinya wisnus yang datang ke Batam saat ini, membuat para pelaku usaha di Batam, Kepri, terpukul.
Tak hanya dari pelaku wisata yang bergerak di jasa hotel, restoran, pelaku usaha travel, pelaku-pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM), sopir taksi, porter, dan lainnya pun, merasakan dampak yang sama.
"Lihat saja ke bandara, sepi kan. Pasti ini juga dirasakan porter, taksi, tukang-tukang yang bungkus plastik bagasi di bandara," ujarnya.
Mewakili pelaku wisata di Batam, Kepri, Andika berharap persoalan ini bisa segera diatasi alias tidak berlarut-larut semakin lama.
Satu di antara dampaknya, bisa membuat perekonomian di Kepri merosot.
"Kami berharap dari Menteri Pariwisata, Menko, dan petinggi-petinggi di pemerintah pusat bisa berkoordinasi, memperbaiki keadaan ini," harap Andika.
"Kita juga tak minta murah sekali (harga tiket), tapi yang wajar. Gaji saja naik tak sampai 10 persen. Tapi harga tiket mau dua kali lipat naiknya," sambungnya. (wie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.