Mengenal Omed-omedan dan Mebuug-buugan, Tradisi yang Dilakukan Masyarakat Bali Usai Nyepi
Tidak hanya unik, ternyata tradisi Omeed-omedan dan Mebuug-buuugan sudah ada sejak lama sekitar pada abad ke 17, namun sempat ditiadakan selama puluha
Editor: Rizky Tyas Febriani
TribunTravel.com/ Gigih Prayitno
TRIBUNNEWS.COM - Omed-omedan dan Mebuug-buugan adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Bali usai melakukan Nyepi.
Tidak hanya unik, ternyata tradisi Omeed-omedan dan Mebuug-buuugan sudah ada sejak lama sekitar pada abad ke 17, namun sempat ditiadakan selama puluhan tahun.
Dilansir oleh Tribun Travel dari Tribun Bali, berikut tradisi Omed-omedan dan Mebuug-buugan yang jangan kamu lewatkan ketika sedang di Bali usai Nyepi.
1. Omed-Omedan
![Omed-omedan (Ig/meikatisna__)](https://scontent-sin2-2.cdninstagram.com/vp/c8fcb8f4fb74ceae5fff85d4125d8ecb/5D140513/t51.2885-15/e35/28753856_351945901958172_2770173027390849024_n.jpg?_nc_ht=scontent-sin2-2.cdninstagram.com)
Tradisi Omed-omedan dilaksanakan oleh masyarakat Banjar Kaja, Desa Pakraman Sesetan, Denpasar Selatan.
Tradisi ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-17 dan terus berlangsung hingga saat ini.
Sekali waktu di masa lalu, tradisi ini pernah ditiadakan sampai kemudian secara tiba-tiba di tengah desa muncul dua ekor babi hutan yang saling bertarung.
Masyarakat setempat menganggap hal tersebut sebagai pertanda buruk, sehingga sesepuh desa segera memanggil kembali para muda-mudi untuk berkumpul dan menyelenggarakan Omed-omedan seperti biasa.
Setelah kejadian itu, tradisi ini terus diadakan secara rutin sebagai upaya agar desa terhindar dari malapetaka.
Tradisi ini dilakukan oleh sekelompok pemuda dan pemudi berusia 17 hingga 30 tahun dengan yang saling tarik-menarik, memeluk, dan mencium pipi.
![Omed-omeedan (Ig/hendroprasto)](https://scontent-sin2-2.cdninstagram.com/vp/d77bd41b1e51678595bf0d1afb13b46b/5D16A6F7/t51.2885-15/e15/50840531_553093198535861_6561573385517873848_n.jpg?_nc_ht=scontent-sin2-2.cdninstagram.com)