Tujuh Faktor yang Memicu Pertumbuhan Kedai Kopi di Indonesia
Melihat perkembangan faktor-faktor pendorong tersebut, bisnis kedai kopi di Indonesia pada tahun depan diperkirakan masih akan positif
Editor: Eko Sutriyanto
Gelombang I (Dekade 1980-1990-an). Pada masa ini, sebagian besar masyarakat Indonesia menikmati kopi instan (dalam kemasan saset) yang disediakan oleh manufaktur produk-produk konsumer (kopi ABC, Kapal Api, Torabika, Nescafe) dan kopi tubruk tidak bermerek. Pada masa ini produk RTD Coffee lebih banyak disediakan oleh warung kopi tradisional dan oleh sedikit gerai kopi modern, yaitu Dunkin (1985), Olala (1990), dan Excelso (1991).
Gelombang II (Dekade 2000). Pada masa ini tren minum kopi di kedai kopi modern mulai berubah dari tren untuk memenuhi kebutuhan fungsional (minum kopi untuk menyegarkan) menjadi untuk memenuhi kebutuhan emosional, di mana menikmati segelas kopi di gerai modern dipersepsi dapat menaikkan gengsi. Masa ini ditandai dengan masuknya brand jaringan kedai kopi modern dari Amerika Serikat Starbucks (2002) dan Coffee Bean (2001).
Gelombang III (Awal dekade 2010 hingga 2015). Pada masa ini apresiasi konsumen terhadap kopi makin meningkat yang ditandai dengan hadirnya kedai kopi artisan seperti Tanamera pada 2013.
Pada masa ini konsumen tidak hanya menikmati gengsi minum kopi di kafe, melainkan mulai tertarik dengan proses produksi secangkir kopi.
Pada masa ini, kehadiran mesin kopi menjadi referensi visual bagi konsumen. Pada masa ini para pebisnis makin menyadari seksinya bisnis kedai kopi di Indonesia. Banyak brand baru mulai masuk ke pasar.
Gelombang IV (2016 sampai sekarang). Pada masa ini besarnya pasar (market size) kedai kopi di Indonesia meningkat signifikan.
Brand baru kedai kopi bermunculan dan masing-masing langsung ekspansif membuka puluhan hingga ratusan cabang di berbagai kota. Untuk menggarap segmen muda (anak-anak sekolah hingga para first jobber), para pebisnis kedai kopi ini membuka kedai Coffee to Go, yaitu kedai kecil yang menyediakan fresh RTD Coffee dengan harga terjangkau untuk dibawa pulang atau tidak dikonsumsi di tempat (take away). Kehadiran platform ride hailing Gofood dan Grabfood ikut mendorong booming-nya kedai Coffee to Go ini.
Untuk menjawab tren dan kebutuhan kedai kopi, TOFFIN menawarkan pilihan produk dan jasa yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Untuk informasi lebih lanjut bisa mengunjungi website atau instagram TOFFIN.