Tingkatkan Ekonomi Desa Melalui Wisata Berbasis Komunitas
Trend permintaan ke nature based tourism di negara-negara berkembang menunjukan perkembangan yang signifikan dibandingkan ke destinasi-destinasi biasa
Editor: Eko Sutriyanto
Di samping itu, wisatawan mempunyai keinginan yang tinggi untuk merasakan pengalaman baru dalam berbagai macam kegiatann di alam, situs-situs arkeologi, sejarah atau berinteraksi dengan adat, budaya serta tata cara hidup masyarakat setempat.
Dalam dua dekade terakhir, trend permintaan ke nature based tourism di negara-negara berkembang menunjukan perkembangan yang signifikan dibandingkan ke destinasi --destinasi biasanya.
Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Desa
Salah satu lokasi wisata yang dikelola berdasarkan program CBT ada di Siosar – Toba. Kepala desa Tambun Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Bilher Damanik mengatakan, pihaknya dibantu swasta untuk mencapai cita-cita membangun lokasi wisata baru. Pihak swasta itu adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI).
"Kami senang ada peruzhaan zeperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang peduli dengan program2 yg mendukung partisipasi komunitas di lingkungan kami melalui CBT. Harapan saya program ini dapat menjadi program-program percontohan di kawasan lain di Indonesia,"kata Bilher, belum lama ini.
Dikatakan Bilher, desanya mendapat tawaran pengembangan manfaat ekonomi lewat ecotourism.
Basisnya tentu saja komunitas setempat.
Hasilnya kelak adalah peningkatan pendapatan, kesejahteraan, pendidikan, sarana dan prasarana yang biasanya tidak terjangkau didaerah pinggiran yang memiliki jarak jauh dengan perkotaan.
Baca: Seorang Dokter yang Dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan Sembuh dari Covid-19
Baca: RS Darurat Wisma Atlet Mendapat Bantuan dari Para Donatur
Baca: KKP Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Ilegal di Perairan Natuna saat Pandemi Corona
Apalagi masyarakat yang berada di daerah pinggiran ini pun biasanya hidup di bawah garis kemiskinan dan memiliki latar pendidikan yang rendah.
"Program-program ini secara keseluruhan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kami,"kata Bilher.
Ditambahkan Bilner, upaya membangun ecotourism berbasis komunitas ini akan membuka peluang bagi masyarakat di daerah pinggiran (pedesaan) untuk terlibat secara aktif mengembangkan dan membangun secara serius destinasi pariwisata yang ada di kampungnya.
Kementerian Pariwisata juga memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan ‘Community Based Tourism’ (CBT).
Dalam terjemahannya, CBT bisa dalam bentuk desa wisata. Atau dalam konteks kota, disebut kampung wisata.
Josua Puji Mulia Simanjuntak sebagai Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, dengan bergabungnya Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif maka konsep pariwisata berbasis ekonomi kreatif yang dijalankan komunitas menjadi perhatian khusus.