Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyesuaian Masa PSBB, Soto Betawi H Ma’ruf Bisa Dipesan Online

Awalanya diterapkannya PSBB sempat membuat pendapatan kedai soto Betawi ini anjlok hingga 70 persen.

Editor: Content Writer
zoom-in Penyesuaian Masa PSBB, Soto Betawi H Ma’ruf Bisa Dipesan Online
Kompas.com/Yana Gabriella Wijaya
Mufti Maulana merupakan penerus dari Soto Betawi Haji Maruf. Membawa foto kakek Haji Maruf, pelopor soto betawi dengan rasa otentik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berdampak terhadap berbagai lini usaha. Termasuk usaha kuliner. 

Dampak dirasakan oleh hampir semua pengusaha kuliner, tidak terkecuali yang sudah melegenda dan penggemarnya lintas generasi. Misalnya saja, Soto Betawi H Ma’ruf. 

Siapa yang tidak kenal dengan Soto Betawi H Ma’ruf? Kedai soto khas Betawi yang berdiri sejak zaman Hindia Belanda, tepatnya pada 1940-an. 

Diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sempat membuat pendapatan kedai soto Betawi ini anjlok hingga 70 persen. Mengikuti instruksi pemerintah, kedai-kedai yang ada di mal terpaksa harus ditutup. 

“Pada awalnya omzet sempet menurun hingga 70 persen. Beberapa outlet yang di dalam mal seperti Plaza Atrium dan Kuningan City terpaksai harus kita tutup,” ujar Mufti Maulana, generasi ketiga penerus usaha Soto Betawi H Ma'ruf. 

Anjloknya omzet akibat pandemi Covid-19 ini merupakan cobaan kedua yang dialami Soto Betawi H Ma’ruf, setelah revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang membuat kedai pertamanya harus pindah lokasi. 

Menghadapi situasi ini, adaptasi dan inovasi pun dilakukan. Terutama di ranah pelayanan pelanggan. 

BERITA TERKAIT

Cabang-cabang Soto Betawi H Ma’ruf, seperti Soto Betawi H Ma’ruf cabang RP Soeroso, Pramuka, dan Tebet,  mengubah dari layanan dine-in menjadi layanan take away. Selain itu bergerilya secara online. 

“Alternatifnya, kami melakukan promosi melalui media sosial. Kami melakukan promosi di media sosial dan kerja sama dengan layanan antar makanan,” ujar Mufti. 

Meskipun pelanggan-pelanggan setianya kebanyakan berusia 40 tahun ke atas, Mufti berharap cara ini tetap dapat memenuhi kerinduan generasi X akan soto Betawi ini lewat anak-anak mereka. 

Memetik pelajaran bertahan dalam kesulitan dari Sang Kakek

Eksistensi Soto Betawi H Ma’ruf sejak zaman Hindia Belanda hingga kini merupakan bukti dari kegigihan dalam menghadapi berbagai tantangan usaha. 

Mufti berkisah, kelahiran kedai soto Betawi yang melegenda tersebut berawal dari respon Sang Kakek, H Ma’ruf bin Said dalam menghadapi situasi hidup yang sulit. 

Tekanan ekonomi membuat H Ma’ruf yang adalah pekerja serabutan memberanikan diri terjun ke usaha kuliner. Berbekal resep warisan orangtuanya, H Ma’ruf mencoba peruntungannya dengan berdagang soto. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas