Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Masyarakat Mulai Kunjungi Tempat Wisata, Sosiolog: Perlu Kontrol Populasi dalam Penerapan New Normal

Sosiolog menyampaikaan, dalam penerapan new normal diperlukan kontrol populasi dari pemerintah.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Ifa Nabila
zoom-in Masyarakat Mulai Kunjungi Tempat Wisata, Sosiolog: Perlu Kontrol Populasi dalam Penerapan New Normal
Tribunnews/Irwan Rismawan
Warga mengambil foto di kawasan Kota Tua, Jakarta, Senin (25/5/2020). Tidak seperti libur Idulfitri pada tahun sebelumnya yang ramai pengunjung, pada libur kali ini kawasan itu tutup dari kunjungan wisatawan karena pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan guna memutus rantai penularan virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat mulai beramai-ramai mengunjungi tempat wisata meskipun pandemi corona (COVID-19) belum usai.

Contoh keramaian di tempat wisata ini terlihat di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.

DilansirKompas.com, meskipun Pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum secara resmi membuka objek-objek wisata namun keramaian pengunjung mulai terlihat.

Mengenai hal ini, Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Dr. Drajat Tri Kartono, M. Si., menyebutkan terdapat definisi yang berbeda mengenai new normal di masyarakat.

"Kalau masa awal dulu saya menyebut orang-orang yang tetap mudik, orang-orang yang tetap keluar, sebagai social disobedient (ketidakpatuhan sosial)."

"Tapi saat ini saya menyebutnya definisi new normal yang berbeda atau socially constructed new normal, (new normal yang) bukan secara kesehatan, bukan secara pemerintah," kata Drajat saat diwawancara Tribunnews.com melalui Zoom, Senin (8/6/2020).

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Dr. Drajat Tri Kartono, M. Si.
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Dr. Drajat Tri Kartono, M. Si. (newsroom.uns.ac.id)

Sementara itu, menurut Drajat, agar new normal dapat berjalan sesuai yang dinstruksikan pemerintah dan bersesuaian dengan protokol kesehatan maka perlu dilakukan kontrol populasi.

Berita Rekomendasi

Dengan demikian, Drajat mengatakan, diharapkan tidak terjadi kerumunan di ruang-ruang publik.

Baik itu di tempat wisata, tempat hiburan, pusat perbelanjaan, sekolah, kampus, dan sebagainya.

"New normal yang dikonstruksikan kesehatan ini intinya yang harus dikontrol adalah kontrol populasi," ujarnya.

"Sehingga pada ruang tertentu, pada pintu masuk tertentu, itu tidak berjubel orang, karena kalau berjubel orang nanti senggolan, itu yang harus dikontrol," sambung dia.

Baca: Tempat Wisata Ramai Pengunjung, Sosiolog: Terjadi New Normal Versi Masyarakat karena Polusi Simbolik

Drajat mencontohkan, tempat wisata yang memiliki kapasitas pengunjung sebanyak 100 orang per hari perlu mengumumkan bahwa kini hanya menerima 25 orang per harinya.

Selain itu, menurut Drajat, perlu adanya tiket online di tempat wisata supaya masyarakat datang sesuai jadwalnya masing-masing.

"Kalau dalam satu hari menurut statistik pariwisata itu, Jumog misalnya, jumlah yang masuk 100, maka diumumkan di luar kalau Jumog menerima satu hari 25 orang."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas