Wamenpar Era SBY: Tren Mass Tourism Akan Digantikan Quality Tourism
Oleh karena itu, perlu ada peningkatan kualitas di berbagai sisi pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menghadapi perubahan peradaban tersebut.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014 Sapta Nirwandar mengatakan akan ada pergeseran tren wisata di masa setelah pandemi Covid-19.
“Kalau dulu orang mengedepankan mass tourism, di pascapandemi orang akan memilih quality tourism atau wisata yang berkualitas,” katanya dalam webinar Indonesia Travel Outlook 2021, Rabu (27/1/2021).
Menurutnya, perlu ada peningkatan kualitas di berbagai sisi pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menghadapi perubahan peradaban tersebut.
“Kualitas itu misalnya higienitas, kecukupan sarana dan pra sarana, serta kesiapan sumber daya manusianya,” tukas Sapta.
Baca juga: Kemenparekraf Pekan Ini Perkenalkan 10 Desa dan Kawasan Wisata Lewat Kanal Youtube Pesona Indonesia
Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, mengajak generasi milenial Indonesia untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, 53 persen atau sekitar 90 juta orang dari penduduk Indonesia didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z.
“Milenial dan generasi Z ini juga bagian dari ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Sandiaga.
Sandiaga menilai generasi milenial untuk ikut berkontribusi memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia lewat kampanye Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia.
"Kita juga harus terus mengevaluasi bagaimana cara meningkatkan kualitas pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Jangan tunggu masa depan, jemput rezeki kita, kita bangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi usaha dan lapangan kerja," ungkap Sandiaga.
Menparekraf menekankan bahwa sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sudah berangsur bangkit sejak libur natal dan tahun baru.
Namun, kebangkitan itu harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
"Kenaikan angka wisatawan ini dibarengi dengan kenaikan angka penderita Covid-19. Jadi kita harus berjaga-jaga dan tetap waspada dengan disiplin protokol kesehatan," katanya.