Pemerintah Diminta Maksimalkan 10 Bali Baru Dibanding Bentuk KEK Lido
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, dalam rangka menarik wisatawan asing, lebih baik destinasi yang sudah ada saat ini dimaksimalkan lagi kualit
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meminta pemerintah memaksimalkan 10 destinasi wisata prioritas atau dikenal sebagai 10 Bali Baru, dalam menggenjot jumlah wisatawan.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, dalam rangka menarik wisatawan asing, lebih baik destinasi yang sudah ada saat ini dimaksimalkan lagi kualitasnya.
"Ada juga 10 Bali Baru, itu dulu yang infrastrukturnya dipersiapkan. Kalau terlalu banyak kawasan, justru tidak fokus," papar Bhima saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (13/2/2021).
Diketahui, 10 Bali Baru yaitu Danau Toba, Borobudur, Lombok-Mandalika, Labuan Bajo, Manado-Likupang, Wakatobi, Raja Ampat, Bromo-Tengger-Semeru, Bangka-Belitung, dan Morotai.
Oleh sebab itu, Bhima menyebut pemerintah tidak perlu membentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido di Jawa Barat untuk menarik wisatawan asing.
"Sebenarnya KEK baru khususnya di sektor wisata belum mendesak, karena pandemi diperkirakan akan tuntas 10 tahun lagi menurut riset John Hopkins University," ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Siapkan Stimulus dan Bansos untuk Pemulihan Desa Wisata
"Kemudian, masyarakat kalaupun berwisata masih andalkan wisata yang tidak jauh dari rumah," sambuny Bhima.
Diketahui, Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui pembentukan KEK Lido di Jawa Barat, dengan harapan menghadirkan investasi serta menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang signifikan.
"KEK Lido diharapkan betul-betul bisa mendorong pariwisata di Indonesia. Hasilnya harus jelas, turis ke Jawa Barat juga harus yang berkualitas internasional. Ini harus menjadi yang premium juga dan devisanya pun juga premium," ujar Ketua Dewan Nasional KEK, Airlangga Hartarto, melalui keterangan resminya, Jumat (12/2/2021).