Pandemi, Satwa Langka di Gunung Gede Pangrango Bertambah dan Lebih Berani Keluar dari Habitat
Selain mengalami jumlah penambahan, di masa pandemi Covid-19 ini, para satwa tersebut juga terpantau lebih berani keluar dari habitat.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Koleksi satwa langka dan dilindungi yang berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Cianjur, Jawa Barat, bertambah jumlahnya selama masa pandemi Covid-19.
Kepala Balai Besar TNGGP Wahju Rudianto mengatakan, saat ini satwa yang dilindungi di TNGGP setidaknya ada tiga jenis satwa yakni Owa Jawa, Macan Tutul serta Elang Jawa.
Kata dia, keseluruhan jenis satwa tersebut mengalami penambahan jumlah satu ekor per-jenisnya pada periode 2019-2020.
"Kalau perkembangbiakan, data yang ada di kami dari set monitoring itu, Owa Jawa jelas (bertambah), Elang Jawa ada, Macan Tutul juga kelihatan."
"Rata-rata satu ekor untuk kelahiran tahun 2019-2020," tutur Wahju saat acara Kunjungan Jurnalistik (Kunjur) di TNGGP, Cianjur, Jawa Barat, Senin (5/4/2021).
Jumlah tersebut kata dia hanya berdasar pada set monitoring yang berhasil pihaknya data.
Baca juga: Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Sudah Dibuka, Pengelola Batasi Pengunjung 300 Orang Per Hari
Sedangkan untuk jumlah penambahan dari para satwa tersebut yang tak ter-monitoring belum dapat dipastikan.
Dengan adanya penambahan satwa hasil perkembangbiakan tersebut, kini habitat Owa Jawa di TNGGP setidaknya ada 39 ekor, Macan Tutul 3 ekor dan Elang Jawa 7 ekor.
Baca juga: Semalaman Tersesat di Gunung Sang Hyang Tabanan, 4 Pendaki Ditemukan Selamat
"Jadi kami baru bisa set dari monitoring , belum data dari seluruh kawasan, karena kami berjalan seluruh kawasan," bebernya.
Selain mengalami jumlah penambahan, di masa pandemi Covid-19 ini, para satwa tersebut juga terpantau lebih berani keluar dari habitat.
Dia menyangka, hal itu bisa terjadi karena area TNGGP jarang dikunjungi wisatawan di masa pandemi saat ini.
"Kalau mereka (satwa) mungkin bisa lebih bebas karena pengunjung berkurang mereka lebih berani untuk turun, tadinya menjauh ke dalam (hutan)," tukasnya.
Pendakian ke Gunung Gede Pangrango Sudah Dibuka, Pengelola Batasi Pengunjung 300 Orang Per Hari