Pulau Labengki Surga Tersembunyi Kata Direktur Muri Aylawati Sarwono
Bagi penggemar wisata bahari, Pulau Labengki bagaikan sebuah surga yang jatuh dari langit dan tersembunyi di Sulawesi Tenggara.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, LABENGKI - Bagi penggemar wisata bahari, Pulau Labengki bagaikan sebuah surga yang jatuh dari langit dan tersembunyi di Sulawesi Tenggara.
Pulau eksotis ini termasuk kedalam gugusan pulau yang berbatasan langsung dengan wilayah geografis Sulawesi Tengah dan Tenggara. Terletak di wilayah administratif Kabupaten Konawe Utara.
Beberapa waktu lalu, rombongan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) membawa para penyelam untuk menikmati berbagai keindahan di sekitar Labengki, baik keindahan pantai, keindahan gugusan karst seperti di Raja Ampat, maupun keindahan lainnya.
"Terdapat banyak spot snorkling dan diving yang juga bagus disini," ujar Lila Noviastantri, salah satu penyelam dan juga penulis Cerpen 55281 sebuah antalogi, yang ikut rombongan Muri. Sabtu (28/5/2022).
Keindahan alam di sekitar Pulau Labengki diakui Direktur Muri, Aylawati Sarwono yang mendampingi para penyelam ketika mencoba snorkling dan berjalan di antara gugusan karst dengan panorama air laut yang sangat jernih sehingga terlihat kehidupan bawah lautnya itu.
"Saya sangat beruntung sekali bisa datang ke Labengki, menurut saya ini adalah benar-benar surga yang tersembunyi," ujar Aylawati Sarwono.
Istri budayawan Jaya Suprana ini juga menyarankan agar berkunjung ke tempat ini, minimal sekali sebelum tutup mata karena tempat ini sangat indah pemandangannya.
Menurut Manajer Nirwana Resort, Yusak Yulius, pihaknya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan yang berkunjung ke tempat ini yang memiliki kapasitas menginap untuk 80 orang tamu, dengan kamar-kamar di atas laut seperti rumah penduduk suku Bajo.
Beberapa objek wisata wajib didatangi di tempat ini, yaitu Twin Lagoon. Sebuah laguna atau danau yg berwarna hijau kebiruann.
"Sungguh ini merupakan sebuah hidden paradise. Dan ini adalah miniatur Raja Ampat. Dari atas bukit kita dapat menyaksikan gugusan batu karst dan birunya laut," ujar Fifi Purwohardono, penyelam asal Jakarta.
Untuk dapat sampai ketempat ini, rombongan Muri menggunakan sebuah kapal cepat yang bertolak dari dermaga Kendari dengan waktu tempuh sekitar 3 jam lamanya.
Ketika dalam perjalanan ke Labengki, rombongan penyelam dari Muri ini dikejutkan dengan kemunculan sekawanan Lumba-Lumba dari sisi kiri kapal yang mengikuti beberapa saat sehingga mereka berteriak kegirangan.