Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Sektor Pariwisata akan Lakukan Apapun untuk Tetap Bertahan

Otoritas utama Pariwisata Sri Lanka mengatakan bahwa mereka akan melakukan apapun dan sedang menjajaki semua cara untuk bertahan.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Kondisi Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Sektor Pariwisata akan Lakukan Apapun untuk Tetap Bertahan
Sri Lanka Railways
Kereta api di Sri Lanka. Kondisi Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Sektor Pariwisata akan Lakukan Apapun untuk Tetap Bertahan 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Otoritas utama Pariwisata Sri Lanka mengatakan bahwa mereka akan melakukan apapun dan sedang menjajaki semua cara untuk menarik sektor ini menuju lintasan pertumbuhan positif.

Langkah ini dianggap sebagai sebuah upaya yang semakin menantang, karena kondisi ekonomi yang kian memburuk di negara itu.

Dikutip dari laman Dailymirror, Minggu (26/6/2022), Ketua Otoritas Pengembangan Pariwisata (SLTDA) Sri Lanka, Priantha Fernando mengatakan bahwa penduduk negara itu saat ini dihadapkan pada kemungkinan kondisi kehidupan terburuk yang pernah dialami dalam sejarah.

Baca juga: Delegasi Tingkat Tinggi AS akan Kunjungi Sri Lanka Hari Ini

Namun para pemangku kepentingan sektor pariwisata, kata dia, berusaha keras untuk memastikan pengalaman tersebut tidak disaksikan oleh pelancong internasional yang datang ke negara kepulauan itu.

"Dengan cara apapun, para pelancong tidak akan direpotkan karena krisis ekonomi yang sedang terjadi saat ini. Pemangku kepentingan sektor ini di semua tingkatan, akan melakukan hal yang maksimal untuk memastikan beberapa pelancong internasional yang datang terlindungi dari krisis," tegas Fernando.

Bajaj mengantre untuk mengisi tangki di luar stasiun bahan bakar Ceylon Petroleum Corporation setelah pihak berwenang melonggarkan jam malam yang sedang berlangsung selama beberapa jam di Kolombo pada 12 Mei 2022. - Negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dengan parah kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan dan pemadaman listrik yang lama. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP)
Bajaj mengantre untuk mengisi tangki di luar stasiun bahan bakar Ceylon Petroleum Corporation setelah pihak berwenang melonggarkan jam malam yang sedang berlangsung selama beberapa jam di Kolombo pada 12 Mei 2022. - Negara berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan dengan parah kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan dan pemadaman listrik yang lama. (Photo by ISHARA S. KODIKARA / AFP) (AFP/ISHARA S. KODIKARA)

Ia pun menekankan pihaknya tidak akan membiarkan para pelancong internasional itu memperoleh pengalaman buruk setelah berlibur di Sri Lanka.

Berita Rekomendasi

"Kami ingin memastikan mereka kembali dengan pesan positif dan pengalaman yang tak terlupakan, meskipun ada masalah yang sedang berlangsung di negara ini. Itu adalah prioritas kami saat ini," kata Fernando.

Baca juga: China Sumbangkan 10.000 Metrik Ton Beras ke Sri Lanka, Dibagi dalam 2 Batch

Menurutnya, sangat penting bagi Sri Lanka untuk tidak kehilangan kredibilitas dan citranya di panggung internasional, di mana realitas negara tidak boleh disembunyikan.

"Pesan yang perlu kami sampaikan ke pasar adalah bahwa terlepas dari kesulitan yang dihadapi, destinasi Sri Lanka akan terus melayani pengunjungnya, memastikan mereka memiliki pengalaman positif. Kami perlu berbicara kebenaran dan mendapatkan fakta dengan benar," jelas Fernando.

Ia kemudian menambahkan bahwa pertandingan cricket yang sedang berlangsung antara Australia dan Sri Lanka merupakan hal positif yang pasti bagi pariwisata Sri Lanka.

"Karena memberikan kesempatan bagi para pemangku kepentingan sektor ini untuk menunjukkan potensi mereka selama krisis," papar Fernando.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa pemerintah negara itu saat ini tidak memiliki ruang untuk memperluas dukungan terhadap sektor pariwisata yang sedang berjuang.

"Namun industri pariwisata juga tidak boleh dilupakan untuk langkah-langkah dukungan yang dapat digulirkan ke depan. Karena industri ini adalah penghasil devisa negara dan saat ini membutuhkan bantuan untuk dipertahankan," pungkas Fernando.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas