Cerita Pertemuan One dengan Dugong Mawar Hingga Buka Objek Wisata Pengamatan Dugong di Teluk Kabola
One bertemu dengan Dugong Mawar tanpa sengaja pada tahun 1999. Persahabatan inilah yang kemudian membuat One membuka objek wisata pengamatan dugong.
Penulis: Dewi Agustina
Suatu ketika One mengulurkan kedua tangannya ke laut dan ternyata dugong tersebut mencium tangannya.
Baca juga: Apakah Ikan Duyung Benar-benar Ada? Benarkah Duyung dengan Dugong Sama? Ini Penjelasannya
"Begitu saya di lokasi yang sekarang ini (Teluk Kabola--red) saya ulurkan tangan dan dia cium tangan saya, setelah itu naluri dia ikut saya. Dari situ saya asuh," kata One.
One adalah salah satu pejuang yang memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk memperjuangkan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yang saat ini disebut SAP (Suaka Alam Perairan).
Singkat cerita hingga pada tahun 2013 ketika Yayasan WWF Indonesia hadir di Alor, One kemudian bermitra dengan WWF.
Kemudian pada tahun 2017, One mengikuti workshop mengenai dugong di Bogor yang difasilitasi oleh Yayasan WWF Indonesia.
Dari situlah sepulangnya workshop, One mulai menjual objek wisata pengamatan dugong di Teluk Kabola.
Saat itu dia tidak tahu bahwa dugong yang ditemukannya berjenis kelamin jantan.
Ikan duyung itu telanjur diberinya nama Mawar dan hingga saat ini masih dipanggil Mawar.
Karakteristik Dugong
Menurut One, Dugong Mawar kini menginjak usia 28 tahun.
Mawar memiliki pasangan betina yang dia beri nama Melati.
Baca juga: Mengenal Dugong, Populasi Mamalia Laut Ini Terus Menurun dan Terancam Punah
Mamalia ini juga memiliki anak berjenis kelamin jantan bernama Siska.
Anak Dugong Mawar yang bernama Siska harus diasuh dulu agar terbiasa sehingga nantinya bisa juga dilihat oleh wisatawan.
Sebab hingga kini hanya Dugong Mawar saja yang bisa dilihat dan menampakkan dirinya kepada wisatawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.