Sandiaga Uno Akan Blacklist Turis Asing yang Main Flare di Kawah Ijen
Pemeritah akan menerapkan blacklist kepada sekelompok wisatawan asing yang menyalakan flare di puncak Gunung Ijen dan videonya viral di media sosial.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.comz Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, pemeritah akan menerapkan blacklist kepada sekelompok wisatawan asing yang menyalakan flare di puncak Gunung Ijen dan videonya viral di media sosial.
Video berdurasi 22 detik itu menunjukkan tujuh orang pelancong bule berpose dengan latar belakang danau kawah Ijen, di mana masing-masing dari mereka memegang flare.
"Misalnya yang kemarin sangat viral itu adalah yang menyalakan flare atau smoke bomb di Kawah Ijen. Ini menyalakan flare harus diberikan sanksi tegas karena itu selain merusak lingkungan, juga merusak kenyamanan," ujarnya dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" di Gedung Kemenparekraf, Jakarta, Senin (6/3/2023).
Para turis itu juga melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur dan akan di blacklist untuk wisatawan tersebut, bagi yang bersangkutan untuk berwisata di destinasi lainnya. Sebab, mereka telah melanggar aturan dan kita juga udah berkoordinasi dengan kedutaan yang bersangkutan," kata Sandiaga.
Baca juga: Polda Metro Jaya Pastikan Video Viral Asap Putih di Kawasan Senayan Bukan Gas Air Mata, tapi Flare
Lebih lanjut, Kemenparekraf mengingatkan para tour guide atau tour operator untuk tindak tegas jika ada wisatawan yang melakukan ini.
"Seandainya kalian (tour guide atau tour operator) lalai, maka kalian akan diberikan sanksi yang tegas dan sampai kalau berulang akan dicabut larangan operasinya," ujar Sandiaga Uno.
Baca juga: China Cabut Persyaratan Karantina bagi Turis Asing Mulai 8 Januari 2023
"Ke depan akan tetap kita lakukan sosialisasi, baik melalui medsos maupun secara langsung oleh petugas di lapangan dengan menggunakan public announcement hand TOA saat memulai pendakian juga," pungkasnya.