Sensasi Menjalani Ibadah Salat Jumat di Masjid Terbesar Singapura
Masjid Darul Ghufran yang berada di Singpura dijuluki oleh warga setempat dengan nama "Menara Biru".
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Di dalamnya, ada sebuah pemandangan yang cukup asing. Di pojok kiri, ada ruang yang diisi oleh deretan kursi untuk para lansia melakukan salat.
Masjid ini juga tak memakai pendingin ruangan. Area salat diisi oleh sejumlah kipas besar yang terpasang di plafon. Dengan pintu-pintu yang dibiarkan terbuka, membuat di dalam masjid tak begitu pengap.
Tak lama setelah itu, sekira pukul 12.15, saf di dalam tiba-tiba terisi penuh. Orang-orang memasuki masjid dan langsung mengisi beberapa spot kosong yang tersedia.
Dalam sekejap, saf sudah terisi penuh. Beberapa orang bahkan rela duduk berhimpitan asalkan bisa mendapat tempat di dalam. Padahal, azan saat itu dijadwalkan berkumandang pada pukul 13.06.
Usai azan berkumandang, khatib langsung menaiki mimbar untuk menyampaikan khotbah. Tema siang itu adalah Reviving Our Noble Values. Ceramah disampaikan dalam Bahasa Melayu.
Guna memudahkan jamaah yang duduk jauh dari mimbar, pengelola Masjid Darul Ghufran menyediakan dua layar besar di paling depan, dan dua layar kecil di tengah.
Ceramah yang disampaikan dalam Bahasa Melayu ini juga dilengkapi oleh terjemahannya di empat layar tersebut. Bahasa Inggris dipilih untuk menerjemahkan ceramah sang khatib.
Untuk orang Indonesia yang hadir menyimak khutbahnya, rasanya akan mudah memahaminya. Jadi, tak perlu repot membaca terjemahan Bahasa Inggris yang disediakan.
Jalannya ceramah berjalan khidmat. Tak ada teriakan anak kecil menghiasi khutbah siang itu. Kemudian, salat jumat pun dimulai.
Usai salat jumat, pemadangannya terasa familiar. Orang-orang keluar masjid mengambil alas kaki, berhamburan kembali ke tujuannya masing-masing, rasanya persis seperti di Tanah Air.
Jadi, bagi masyarakat muslim Indonesia yang sedang berwisata ke Singapura, mungkin bisa menjadikan salat jumat di Masjid Darul Ghufran sebagai salah satu agenda.
Sensasinya memang tidak jauh berbeda dengan salat di Indonesia, tetapi sejumlah pemandangan baru cukup menambah kesan dan pengalaman menarik kala berwisata ke negeri yang terkenal akan patung Merlion ini.