Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sistem Ini Bantu Wisatawan Prediksi Cuaca dan Mengantisipasinya Saat Akan Pelesiran

BMKG menghadirkan program Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF) di sektor pariwisata.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sistem Ini Bantu Wisatawan Prediksi Cuaca dan Mengantisipasinya Saat Akan Pelesiran
Tribunnews.com/ Chaerul Umam
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghadirkan program Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF) untuk sektor pariwisata.

Program ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenparekraf dan BMKG.

Mereka menjalin kerja sama untuk pemanfaatan data cuaca yang akurat di sektor pariwisata.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Sistem IBF mampu memberikan peringatan dini dan menyoroti dampak cuaca bagi pengalaman berwisata.

"Jadi ini akan memudahkan wisatawan dalam mengatur jadwal liburan mereka dengan memperhatikan faktor cuaca,” kata Sandiaga di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis pada Selasa (20/8/2024).

Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf Frans Teguh mengatakan, Labuan Bajo menjadi pilot project pada program ini.

Berita Rekomendasi

Pria yang juga Plt Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) itu menyebut sistem ini akan menjadi salah satu cara dalam memitigasi risiko bencana.

Labuan Bajo merupakan daerah yang menarik untuk dijadikan pilot project karena masih menyandang kategori kegiatan berwisata risiko tinggi. Jadi, sensitivitas terhadap cuaca dinilai penting.

"Konsep kita adalah data. Jadi kalau data-data lokal menjadi bagian orkasting, ini menarik. Ini tentu kita membutuhkan aspek keselamatan dan kenyamanan," kata Frans.

"Jadi pengunjung atau wisatawan akan lebih happy, merasa aman, dan mendorong mereka akan selalu datang kembali,” lanjutnya.

Baca juga: Studi: Cuaca Panas Menyebabkan Hampir 50.000 Kematian di Eropa Tahun Lalu - Tips dan Solusi

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan sejumlah detail mengenai sistem IBF ini. Sistem ini tidak hanya menginformasikan prakiraan cuaca, prakiraan suhu udara, dan apakah akan terjadi hujan atau berawan.

Sistem ini juga tidak hanya menginformasikan prakiraan kecepatan angin dan kelembaban udara. Namun, sistem IBF juga akan menginformasikan potensi dampaknya.

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok Selasa, 20 Agustus 2024: 10 Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat

Sistem ini akan memberitahukan apakah akan terjadi kilat petir, puting beliung, longsor, atau banjir.

Lebih lajut, sistem ini juga akan memberi informasi mengenai apa yang harus dilakukan dan cara menyikapinya. "Ini sangat penting bagi wisatawan untuk merencanakan kunjungan ke suatu destinasi,” kata Dwikorita.

Sistem ini disebut memiliki ribuan titik pengamatan, puluhan radar, dan satu satelit, sehingga akan lebih akurat. “Wisatawan nantinya bisa lebih optimal mengunjungi destinasi wisata,” ujar Dwikorita.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas