Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
KPK Selamatkan Indonesia dari Capres Korup
Saya tidak ingin berpanjang-lebar mengurai sosok apa dan siapa Anas
Penulis: Alex Palit
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Saya tidak ingin berpanjang-lebar mengurai sosok apa dan siapa Anas Urbaningrum dalam sepak terjangnya di panggung politik. Karena pembaca pasti sudah tahu semuanya. Ia adalah politisi muda brilian dan punya gaya yang mengagumkan.
Sebagai rakyat Indonesia, saya termasuk salah satu penduduk Indonesia yang sangat mengagumi performa politik sosok Anas Urbaningrum. Dalam usianya relatif muda, Anas sudah menunjukkan kiprahnya sebagai seorang organisatoris dan politisi yang memiliki daya pesona tersendiri, cerdas, dan berpenampil santun. Sebagai politisi muda, karir politik Anas pun terus bersinar dan melaju dengan mulus.
Kekaguman dan keterpesonaan saya semakin menjadi-jadi dengan keberhasilannya merebut kemenangan pada Konggres Partai Demokrat di Bandung, yang kemudian menjadikan dirinya sebagai ketua umum partai politik terbesar pemenang pemilu 2009.
Dengan jabatannya sebagai ketua umum Partai Demokrat banyak yang meramalkan dan memprediksikan Anas punya kans bakal jadi calon presiden Indonesia. Yang pasti banyak yang meramalkan dan memprediksikan, bahkan mendorong-dorong mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) ini jadi orang nomor satu Indonesia. Entah itu di Pilpres 2014, 2019 atau 2024.
Dalam politik segala kemungkinan bisa terjadi, bukan hanya melenceng, juga bisa berbalik arah. Penetapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka atas dugaan kasus hukum terlibat tindak korupsi proyek Hambalang banyak disikapi secara ragam kontroversi. Apalagi Anas sempat berujar, satu rupiah korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas.
Sudah tentu, atas penetapan dirinya sebagai tersangka dugaan kasus korupsi proyek Hambalang oleh KPK, dan keharusan mundurnya dari ketua umum Partai Demokrat, Anas pun tidak akan berdiam diri. Kalaupun Anas mau melawan secara hukum dan politik sebagai apologi untuk bela diri, membersihkan diri dari dosa politiknya. Itu urusan Anas dengan KPK dan Partai Demokrat. Sementara bagi rakyat awam sudah terpersepsikan atas stigma oleh ocehan dan nyanyian sohibnya Nazaruddin yang kemudian direkam dan ditindaklanjuti oleh KPK.
Kita tidak membayangkan seandainya rentetan kasus korup(si) ini tidak mencuat oleh ocehan Nararuddin dan terbongkar oleh KPK, lalu apa jadinya Indonesia jika pada akhirnya Anas Urbaningrum dengan segala kepiawaiannya berpolitik melaju dan melenggang jadi calon Presiden Indonesia. Kata “Katakan tidak; Korupsi” hanyalah lips service. Kita pun membayangkan jangan sampai negeri ini dipimpin oleh pemimpin meski cedas, berpenampil santun, tapi tidak bersih dan korup.
Pada akhirnya, kita pun sudah selayaknya mengapresiasi dan mengucapkan tabik kepada KPK yang telah berani membongkar kasus skandal korupsi “Hambalang Gate”. Kita pun juga sudah selayaknya mengucapkan terima kasih kepada KPK yang telah menyelamatkan Indonesia tercinta dari calon presiden korup.
Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”
TRIBUNNERS TERBARU