Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dinamit Hilang, Alarm Ancaman Kamnas
Dinamit tersebut diambil pada hari Rabu (26/6/2013) sekitar pukul 14.00 WIB
Menurutnya, masyarakat gelisah dengan hilangnya dinamit tersebut. Tjahjo meminta aparat mengusut tuntas pelaku yang berada di balik hilangnya ratusan dinamit tersebut.
Hal senada juga disampaikan Noor Huda Ismail yang menilai hilangnya 250 dinamit dari sebuah truk di Bogor merupakan hal yang fatal.
Lebih fatal lagi jika bahan peledak itu sampai jatuh ke tangan kelompok teroris. Menurut Noor Huda Ismail yang juga wartawan The Washington Post ini, selama ini kelompok teroris mampu mengolah material sederhana menjadi bahan peledak mematikan.
Maka akan sangat berbahaya jika dinamit itu jatuh ke tangan mereka. "Jaringan Abu Umar dan Abu Roban masih banyak yang berkeliaran. Sangat fatal sekali apabila sampai digunakan oleh mereka yang paham betul tentang bahan peledak," kata Noor saat dihubungi Sabtu (29/6/2013).
Noor menilai hilangnya 250 dinamit itu murni karena keteledoran polisi. Menurutnya, sudah seharusnya polisi memberikan pengamanan superketat dalam pengiriman barang-barang yang sangat berbahaya, seperti dinamit.
Masyarakat pada umumnya akan menilai hilangnya 250 dinamit ini merupakan “tamparan keras” dan sekaligus kerja keras bagi jajaran kepolisian di tengah merayakan HUT-nya ke 67 pada 1 Juli 2013 untuk menemukannya kembali. Mereka juga menilai hilangnya dinamit tersebut juga mengindikasikan standard operation procedures (SOP) pengawalan bahan peledak dan bahan berbahaya tidak dilaksanakan secara maksimal, terbukti hanya 2 anggota Brimob yang mengawalnya bahkan truk pembawa dinamit berkategori high explosive tersebut “mampir” ke beberapa tempat.
Dugaan Tjahjo Kumolo ataupun Noor Huda Ismail juga perlu mendapatkan atensi khusus jajaran kepolisian, karena tidak menutup kemungkinan hilangnya dinamit tersebut ulah sebuah “komplotan” yang melakukan sabotase, dan komplotan tersebut akan sangat membahayakan jika bagian dari kelompok teror itu sendiri, apalagi mengingat jalur yang dilalui truk tersebut merupakan jalur padat kendaraan, sehingga potensi terjadinya sabotase cukup besar, kecuali yang dilalui adalah hutan belukar, kemungkinan yang terjadi adalah “ambush” atau penyergapan oleh kelompok tertentu.
Media sosial @triomacan2000 menganalisis ada kemungkinan skenario dibalik hilangnya 250 dinamit ini, antara lain mengacaukan situasi keamanan nasional (kamnas) menjelang Pemilu oleh kelompok-kelompok yang tidak puas dengan kebijakan pemerintah, namun bisa merupakan pengalihan isu karena kasus tersebut terjadi di saat maraknya penolakan penaikan harga BBM, gencarnya pengusutan KPK terkait Hambalang hingga kebakaran hutan.
Apapun yang dikemukakan berbagai kalangan patut menjadi masukan, namun yang paling penting Polisi harus menemukan kembali dinamit tersebut, agar tidak menimbulkan spekulasi politik lanjutan dan sinisme yang semakin meluas di tengah masyarakat terkait kinerja Polri dan Pemerintah.
*) Penulis adalah alumnus pasca sarjana Kajian Strategik Intelijen, Universitas Indonesia. Tinggal di Jakarta Timur.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.