Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Sawung Jabo: Sudah Merenungkah Kau Tuan?

Hari Kamis (11/12) seniman Sawung Jabo dan Sirkus Barock kembali akan tampil menggelar pertunjukkan

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Sawung Jabo: Sudah Merenungkah Kau Tuan?
foto: alex palit
Sawung Jabo 

Oleh: Alex Palit

Hari Kamis (11/12), seniman Sawung Jabo dan Sirkus Barock kembali akan tampil menggelar pertunjukkan “Anak Wayang” di Gedung Purna Budaya – Universitas Gajah Mada UGM), Yogyakarta.

Saya kembali teringat saat nonton pertunjukkan mereka di Graha Bhakti Budaya – Taman Imail Marzuki (TIM ) - Jakarta, 10 Mei lalu.

Saya rasa materi pertunjukkan “Anak Wayang” di UGM ini tak beda saat manggung di TIM, tetap sarat pesan, perenungan dan kritik sosial, sebagaimana Jabo katakan, kami punya cara dan bahasa sendiri untuk menyampaikan pendapat yang terlahir dari hasil perenungan kami bersama.

“Kami menyadari hidup semakin kering, asing dan bising, dan kami menolak jadi sinting,” ujarnya.

Dalam pertunjukkan itu, penampilan Jabo tak seperti biasa yang suka petakilan di atas panggung, kali ini ia lebih khusuk, sepanjang pertunjukkan lebih banyak duduk di bangku, lebih mengajak penonton pada suasana berhening diri dan berkontempaltif.

Disesuaikan dengan tema pertunjukkan; Anak Wayang – Belajar Mamaknai Hidup. Dalam pagelaran ini, Jabo Sekitar 20 lagu ia senandungkan.

Berita Rekomendasi

Musik (lagu) itu sendiri tidak sekadar pengharmonisasian instrumentasi bunyi atau asal genjrang-genjreng, musik adalah ekpresi batin didalamnya juga mengandung ekspresi luapan emosional, gagasan, pesan, perenungan, bahkan kritik sosial.

Dan itu banyak ditemui di lagu-lagu ciptaan Sawung Jabo. Termasuk pada pilihan lagu kala Jabo menggelar “Anak Wayang”, bagaimana ia memadukan lagu bertemakan perenungan hidup dan kritik sosialnya yang tentunya memiliki nilai kontekstual dengan realita hari ini.

Bahasa musik adalah bahasa yang mengatasi ruang dan waktu. Bahkan dalam waktu tertentu, bahasa musik menemukan nilai realitas kontekstualnya pada saat ini.

Di mana secara kontekstual pesan yang terkandung dalam bahasa musik yang ingin disampaikan langsung terhubung situasi saat ini, termasuk kritik sosial yang ingin disampaikan.

Selain lagu-lagu bertemakan perenungan hidup, salah salah lagu di pagelaran “Anak Wayang” sarat muatan kritik sosial adalah “Sudah Merenungkah Kau Tuan?”.

Yang pasti muatan kritik sosial lagu ini begitu mengena dan sangat kontekstual dengan realita politik di hari ini, “Sudah Merenungkah Kau Tuan?”;

Sudah merenungkah kau tuan?
Sebelum kau tidurkan diri dirimu, jernihkan pikiranmu tuan
Sebelum kau buka mulutmu
Tuan tanyalah pada Tuhan, sebelum kau jatuhkan putusan
Jangan tutup mata, jangan tutup telinga
Jangan pura-pura tidak tahu
Ada yang terluka, ada yang binasa
Oh ya lihatlah
Apa yang sudah terjadi, apa yang sedang terjadi
Apa yang akan terjadi di tanah airku
Matikah nuranimu tuan, tak mampu merasakan cinta
Butakah jiwamu tuan, tak bisa memahami kenyataan...!!!

* Alex Palit, citizen jurnalis, pendiri “Forum Apresiasi Musik Indonesia” (Formasi)

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas