Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Cerita Boshido Larufatwa Kembangkan Bisnis Kacang Pocong
Karena banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat ulah kreatif sang owner Kacang Pocong, maka ia ditegur oleh polisi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Cemilan tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat Indonesia, terutama bagi mahasiswa yang notabene sering mengerjakan tugas sambil memakan snack. Zaman sekarang banyak variasi cemilan yang dijual, mulai dari cemilan berbahan dasar kacang, ubi, talas, coklat dan sebagainya serta berbagai macam cara mengolah cemilan tersebut.
Semakin beragam jenis cemilan yang ada menimbulkan ide-ide kreatif para penjual untuk lebih berinovasi dalam menyajikan cemilan tersebut. Dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa dan rasa yang enak, pasti cemilan yang dijual akan laku diburu oleh mahasiswa sebagai teman untuk menemani mengerjakan tugas.
Di Semarang ada cemilan unik dan menarik untuk dibeli yaitu Kacang Pocong. Pasti banyak pertanyaan yang timbul pada saat kita pertama kali mendengar kata-kata Kacang Pocong, seperti apakah yang menjual pocong? Atau ada pocong sebagai teman sang penjual? Atau apakah bungkus dari kacang tersebut berbentuk pocong?
Pasti pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul dibenak kita bila kita mendengar kata Kacang Pocong. Kacang Pocong memiliki 3 jenis kacang yang dijual, yaitu kacang goreng, kacang koro dan kacang kapri serta kacang telur. Kacang Pocong yang dijual dengan variasi kacang yang diolah juga dijual dengan harga yang terjangkau oleh kantong mahasiswa, seperti kacang goreng dengan harga Rp 10.000, kacang koro dan kacang kapri Rp 12.000 serta kacang telur dengan harga Rp 13.000. Semua jenis kacang yang diolah juga diberi varian rasa yang semakin menambah kelezatan Kacang Pocong ini.
Boshido Larufatwa, seorang wirausaha kacang yang mempunyai ide “Pocong” dalam kacangnya. Pada awalnya sang owner ini hanya menjual kacang goreng biasa seperti pada umumnya dijual oleh para pedagang kacang, tetapi omset yang diterima oleh sang owner tidaklah memuaskan.
Akhirnya Boshido membuat inovasi baru dengan membuat kacang dengan variasi rasa yang lezat dan memakai kostum pocong pada saat berjualan sehingga muncul lah nama Kacang Pocong yang juga sebagai nama dari produk kacang yang dijual.
Kacang Pocong dijual di depan Politeknik Negeri Semarang, Jalan Prof Soedarto Tembalang. Pada awalnya, Boshido menjual Kacang Pocong ini dengan menggunakan kostum pocong berwarna putih, tetapi pada saat berjualan banyak sekali para pengendara yang kaget saat melihat sesosok pocong dibawah pohon pada malam hari yang sebenarnya adalah Boshido yang sedang berjualan Kacang Pocong.
Karena banyaknya kecelakaan yang terjadi akibat ulah kreatif sang owner Kacang Pocong, maka ia ditegur oleh polisi untuk tidak diperbolehkan jualan kacang dengan kostum seperti itu. Setelah ditegur oleh polisi, akhirnya Boshido menciptakan kostum yang lebih unik untuk kacang pocongnya, yaitu dengan memberikan warna yang cerah untuk kostum pocongnya sehingga tidak begitu menakutkan.
Selain menggunakan kostum pocong yang berwarna pink dan hijau muda, dalam menarik pembelinya Boshido dan karyawannya juga selalu melambaikan tangan dan mengatakan “hallo” atau “hai” kepada pengendara yang lewat.
Kacang Pocong berjualan pada pukul 19.00 hingga 22.00 WIB setiap hari Senin-Sabtu. Kacang Pocong hanya berjualan pada malam hari saja, karena pada malam harilah “feel” pocongnya lebih terasa.
Lambat laun, usaha yang didirikan oleh Boshido sejak November tahun 2013 ini semakin laris manis karena rasa kacang yang enak dan variatif serta cara berjualan yang unik membuat orang ingin mampir untuk membeli atau hanya untuk berfoto dengan penjualnya saja.