Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mahasiswa Sumbar Telepon Gubenur Irwan: Perang di Yaman Sudah Agak Reda
"Peperangan masih terjadi pak, cuma sudah agak mulai reda, hanya saja kami masih berada di asrama. Kondisi kami sekarang baik-baik saja,"
Editor: Y Gustaman
Oleh: Noli Hendra, Jurnalis Warga
TRIBUNNEWS.COM, SUMATERA BARAT - Kurang lebih 20 menit Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menelpon Asyam Hafizh (20), mahasiswa asal Sumbar yang masih berada di Aden, Yaman. Pembicaraan via telpon tersebut berlangsung di kediaman rumah orangtua Hafizh di Perumahan Lubuk Gading I Pengembangan, Blok ii/15, Lubuak Buaya, Padang, Kamis (9/4/2015) petang.
Gubernur menanyakan Hafizh keadaan konflik di Yaman dan kondisi mahasiswa Sumbar. Kepada Hafizh dan 24 mahasiswa asal Sumbar yang berada di Asrama Ribad Al Idrul, Aden Yaman, Irwan menyampaikan beberapa arahan.
"Bagaimana kondisi konflik di lokasi kamu tinggal Hafizh, keadaan kawan-kawan yang lain baik-baik sajakan?" ujar Irwan saat berbicara via telpon dengan Hafizh. Irwan membesarkan volumen ponselnya di hadapan puluhan wartawan.
Menjawab hal tersebut, Hafizh menyatakan, untuk hari ini, pagi waktu setempat hanya terjadi satu ledakan bom, dan peperangan senjata api pun tidak sericuh beberapa hari yang lalu.
"Peperangan masih terjadi pak, cuma sudah agak mulai reda, hanya saja kami masih berada di asrama. Kondisi kami sekarang baik-baik saja, karena stok makanan ada tersimpan di arama ini," ujar Hafizh.
Ia juga memaparkan, dari total 25 orang mahasiswa Sumbar, 1 di antaranya sedang sakit, karena temannya itu dalam keadaan ketakutan, selain itu penyakit asma pun lagi kambuh. "Penyakit asma itu memang sudah sejak dulu pak, bukan karena konflik ini," tegasnya.
Hafizh juga mengakui, bersama mahasiswa lainnya telah pernah mencoba untuk melakukan evakuasi melalui jalur laut, tapi jalan yang ditempuhnya itu dinilai daerah gawat karena menjadi lokasi peperangan antara kelompok Sunni dengan Syiah.
"Listrik dan airnya hanya hidup pas jam 11 malam waktu setempat pak, jadi mandinya satu kali dalam sehari saja," ceritanya.
Hafizh masih semester empat di Fakultas Dirasah Islamiah Universitas Al Baihan. Ia menyampaikan harapan agar pemerintah segera membantu evakuasi mahasiswa di Indonesia yang berada di daerah konflik.
"Saya juga berharap pak, agar pemerintah segera menyelematkan kami dan mengevakuasi kami, sehingga bisa kembali ke tanah air," tuturnya.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Gubernur juga meminta kepada Hafizh agar tetap berhati-hati, dan jangan gegabah dan memaksakan diri untuk tetap melakukan evakuasi, karena situasi peperang bisa saja membahayakan.
Gubernur mengakui, telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, agar segera mengambil langkah untuk mengevakuasi mahasiswa asal Sumbar yang berada di Asrama Ribad Al Idrul Aden Yaman.