Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tak Perlu Takut ke Dokter Gigi
Ketakutan terhadap dokter gigi kerap disebut “dentist phobia”. Sejatinya phobia itu sudah lebih berat daripada anxiety (kecemasan)
SEMALAMAN Patrick tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan besokn dirinya harus ke dokter gigi. Patrick merasakan ada lubang di gigi gerahamnya. “Haduuuuhh …!! Kenapa sih harus kejadian gigi berlubang? Aku takut ke dokter gigi….”
Pernahkah Anda mengalami hal ini? Jika dilihat dari fisik, Patrick adalah seorang laki-laki pencinta olahraga tinju dan sepakbola. Ia berusia 30 tahun serta badannya tidak mungil. Tetapi, mengapa ini kerap terjadi?
Ketakutan terhadap dokter gigi kerap disebut “dentist phobia”. Sejatinya phobia itu sudah lebih berat daripada anxiety (kecemasan). Anxiety ke dokter gigi ditandai hal-hal diantranya: semalaman atau seharian ketakutan memikirkan janji ke praktek dokter gigi, tidak merasa nyaman saat menjalani pemeriksaan di dokter gigi, seperti keluar keringat berlebihan, dan tergagap-gagap bicara di ruang dokter gigi.
Tanda- tanda “phobia dokter gigi “ antara lain: Berusaha keras tidak mau masuk ke ruang praktek dokter gigi. Bila sudah sampai ke ruang tunggu dokter gigi seringkali kabur keluar begitu saja bila namanya akan dipanggil.
Beberapa kali penelitian tentang hal ini dilakukan, ternyata faktor penyebab terjadinya takut kepada dokter gigi adalah karena ucapan orang dekat saat ia kecil. Contohnya, ada orangtua dulu sering berkata “Kalau kamu nakal nanti disuntik ya sama dokter!” Atau perkataan ,”Kalau giginya busuk dicabut aja semua giginya pakai tang (tang untuk bengkel) !”
Selain itu tontonan yang membuat persepsi jadi menyimpang. Contohnya film “Mr. Bean” saat episode ke dokter gigi. Pada episode itu Mr. Bean membuat adegan tertusuknya paha dengan jarum menjadi hal yang lumrah terjadi, padahal seharusnya tidak.
Film lain misalnya film “Masha and the Bear” saat episode Masha dicabut giginya dengan ganas oleh serigala yang berperan sebagai dokter gigi. Film-film ini sedikit banyak membuat otak di bawah sadar mengakui bahwa ke dokter gigi itu adalah suatu hal yang sangat menyeramkan.
Pengalaman tidak enak saat pertama kali ke dokter gigi. Mungkin saja pengalaman pertama kali ke dokter gigi menimbulkan ketidaknyamanan. Bunyi mesin bor alat dokter gigi, mitos tentang mata menjadi buta akibat cabut gigi atas, atau mitos wajah jadi lumpuh sebelah setelah perawatan di dokter gigi. Sehingga tidak heran apabila ada lelaki dewasa berbadan tegap namun tidak berani ke dokter gigi.
Berikut beberapa tips agar tidak takut ke dokter gigi: minta ditemani oleh orang dekat atau teman Anda yang mempunyai pandangan positif terhadap dokter gigi. Kemudian buatlah janji ke dokter gigi pagi hari, agar Anda tidak punya waktu memikirkan terlalu lama. Atau isi pekerjaan yang produktif di siang hari, konsentrasilah kepada pekerjaan, lalu Anda bisa ke dokter gigi sorenya.
Katakan terus terang kepada dokter gigi tentang ketidaknyamanan Anda. Kalau perlu minta dioleskan jel bius lokal yang dioleskan ke gusi apabila ada tindakan penyuntikan. Anda juga bisa menggunakan earphone dari ponsel Anda. Dengarlah radio atau lagu-lagu yang menyenangkan.
Ditulis oleh :
drg. HILDA PURNAMASARI
NIP. 19770830 200604 2 003
e-mail : hildadisini@gmail.com