Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jemaah Berduyun-duyun ke Mudzalifah

Allahu Akbar Allahhu Akbar Laillahhaillahuallahhu akbar Gema suara takbir berirama dan mendayu-dayu mengiringi keberangkatan jemaah haji

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Jemaah Berduyun-duyun ke Mudzalifah
ist
Heru Pujihartono (kanan) dan asisten, Tuabgus Adhi (kiri) di Mudzalifah 

Allahu Akbar Allahhu Akbar Laillahhaillahuallahhu akbar. Gema suara takbir berirama dan mendayu-dayu mengiringi keberangkatan jemaah haji dari Padang Arafah ke Mudzalifah, Rabu (23/9) sore hingga malam waktu setempat.

Jutaan jemaah berduyun-duyun menumpangi bus-bus besar yang sehari sebelumnya juga mengangkut mereka dari Mina.                                 

Saat berita ini diturunkan, proses pengangkutan jemaah dari Padang Arafah masih berlangsung. Jutaan jemaah yang memadati Arafah sejak Rabu pagi pastinya meninggalkan tempat bersejarah dan suci bagi umat Islam ini dengan penuh perasaan.                      

Di Padang Arafah mereka berzikir dan berdoa setelah shalat Zuhur. Wukuf di Arafah adalah proses awal haji yang sifatnya wajib. Oleh karena itu, wajar jika jutaan jemaah dari seluruh penjuru dunia meninggalkan Arafah dengan berbagai perasaan.                            

Menurut ketentuan, para jemaah meninggalkan Arafah sebelum matahari terbenam. Mereka menuju Mudzalifah yang jaraknya hanya sekitar 4 km, untuk sholat Maghrib dan Isya yang di Qashar.

Namun, dengan kondisi puncak haji sekarang ini, jarak itu dengan bus bisa melebihi setengah jam karena kemacetan. Hingga hampir pkl 20.00 waktu setempat masih banyak jemaah yang belum terangkut ke Mudzalifah.                   

Saya juga memutuskan untuk berangkat kalau sudah agak sepi saja, nanti tinggal mencari teman-teman satu tenda di sana. Kalau tidak ketemu di Mudzalifah, ya kita bisa bertemu di kemah di Mina.

Berita Rekomendasi

* Heru Pujihartono dari Padang Arafah

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas