Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tradisi Wiwitan Cara Masyarakat Jawa Bersyukur Atas Hasil Panen
Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi dilakukan.
Penulis: Astri Ashari
TRIBUNNERS - Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional masyarakat Jawa sebelum panen padi dilakukan.
Ritual itu dilakukan sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep, dan Dewi Sri ( Dewi Padi) yang mereka percaya menumbuhkan padi sebelum panen.
Disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit’ adalah ‘mulai’, memotong padi sebelum panen diselenggarakan.
Yang disebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dijaga dilestarikannya untuk kehidupan.
Tradisi wiwitan ini sudah ada sejak sebelum agama-agama masuk ke tanah Jawa.
Memasuki musim panen, petani didaerah pedesaan banyak yang melakukan ritual wiwitan.
Proses wiwitan dilakukan di sawah dan dipimpin oleh mbah kaum atau orang yang tertua di kampung halamannya.
Mbah kaum memulai prosesi dengan berdoa, lalu dilanjutkan memotong sebagian padi sebagai tanda padi sudah siap dipanen.
Tetapi sebelum mbah kaum datang petani sudah menyiapkan peralatan yang dipakai untuk tradisi wiwitan seperti kendil yang berisi air, ani-ani (alat untuk memetik padi), bunga mawar, menyan serta kain jarik untuk membungkus hasil padi yang sudah dipetik mbah kaum.
Setelah ritual selesai dilakukan biasanya petani membagikan makanan yang sudah disiapkan kepada warga sekitar, setiap warga boleh mengikuti tradisi wiwitan tersebut tanpa terkecuali dan memakan makanan yang sudah disiapkan bersama-sama.
Tradisi wiwitan juga sebagai sarana warga desa menjalin hubungan silaturahmi satu dengan yang lain.
Makanan yang disajikan yaitu nasi gurih, ayam kampung, sayur nangka, krupuk, tahu tempe, teri, peyek serta jajan kecil, telur, thonto dan biasanya dibungkus dengan daun pisang atau daun jati.