Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Slogan Percepatan Kerja Semoga Tak Hanya Dibibir

Budaya kerja cepat tentu harus juga disertai dengan budaya kerja cerdas, agar apa yang diharapkan bisa terwujud dan tepat sasaran.

zoom-in Slogan Percepatan Kerja Semoga Tak Hanya Dibibir
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/Laily Rachev/Setp
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Memimpin Rapat Terbatas Membahas tentang Dosen Non PNS pada Perguruan Tinggi Negeri Baru di Kantor Presiden, Rabu (06/01/2016) TRIBUNNEWS.COM/Laily Rachev/Setpres 

Ditulis oleh : M Arief Rosyid Hasan Amanna Gappa Institute / Ketum PB HMI 2013-2015

TRIBUNNERS - Dalam sidang kabinet paripurna pertama tahun 2016 oleh Presiden Jokowi ditekankan slogan percepatan Kerja sebagai pengganti ayo kerja. Seperti slogan sebelumnya tentu kita tidak berharap cuma menjadi lipservice, tapi ada hal yang terukur dari komitmen tersebut.

Budaya kerja cepat tentu harus juga disertai dengan budaya kerja cerdas, agar apa yang diharapkan bisa terwujud dan tepat sasaran.

Kerja cepat dan kerja cerdas akan berimplikasi pada efektifitas dan efisiensi dalam menghasilkan output yang diharapkan.

Sudah terlalu lama bangsa kita menderita persoalan pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan.

Persoalan ini seperti lingkaran setan yang tidak menemukan jalan keluar.

Tiap pergantian rezim pemerintah selalu membahasakan pertumbuhan ekonomi tapi di sisi yang lain semakin subur angka-angka pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan kita.

Berita Rekomendasi

Apa yang sedang digaungkan pemerintahan hari ini patut kita beri apresiasi tentu dengan segala kelemahannya.

Setahun meski gaduh, tapi nampak kesungguhan kerja dari pemerintahan di bawah nahkoda kepemimpinan Jokowi-JK.

Awal tahun 2016, di hari pertama kerja misalnya Kementerian Pertanian mempercepat pelaksanaan program-program Kementerian Pertanian dengan meneken kontrak untuk sejumlah pengadaan dengan total nilai Rp 34,6 triliun atau 14,6% dari anggaran yang tersedia.

Sudah bukan rahasia lagi tiap akhir tahun hotel-hotel di penuhi oleh kegiatan kementerian atau lembaga negara, ini untuk mengejar serapan agar bisa maksimal.

Apa yang dilakukan Kementan ini bisa menjadi contoh kepada yang lain agar problem serapan yang tidak maksimal atau dilakukan secara serampangan di akhir tahun tidak terjadi lagi.


Berdasarkan data BPS pada Agustus 2014, sektor pertanian mencatat jumlah penduduk 15 tahun keatas sebanyak 38.973.033 penduduk Indonesia bekerja di sektor tersebut.

Fakta ini yang membuat Menteri Pertanian harus melakukan akselerasi agar bisa menyejahterakan mereka.

Seperti yang kita tahu bersama, kemiskinan dan kesenjangan terjadi mayoritas kepada mereka yang bekerja di sektor pertanian.

Bekerja sepenuh hati untuk mereduksi persoalan tersebut berarti mengurangi beban lebih dari seperenam penduduk Indonesia.

Selamat mengawali tahun 2016 sebagai tahun gaduh bekerja. Tinggal tiga tahun lebih lagi usia Pemerintahan Jokowi-JK untuk bisa memancangkan warisan kepada generasi pelanjut, ayo percepat kerja!

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas