Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Universitas Nasional Buka Pusat Kajian Bioteknologi
Melihat perkembangan teknologi biotek (bioteknologi) yang semakin pesat, Universitas Nasional, Kamis (14/1/2016) meluncurkan Pusat Kajian Bioteknologi
Ditulis oleh : Public Relation Universitas Nasional
TRIBUNNERS - Melihat perkembangan teknologi biotek (bioteknologi) yang semakin pesat, Universitas Nasional, Kamis (14/1/2016) meluncurkan Pusat Kajian Bioteknologi.
Pusat kajian ini diharapkan dapat menjadi wadah kegiatan tidak hanya para dosen namun juga mahasiswa di bidang bioteknologi dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.
"Pusat Kajian ini akan menjadi Centre of Excellence dari Universitas Nasional. Saat ini kami memiliki paling tidak tiga fakultas yang terkait bioteknologi yaitu Fakultas Biologi, Pertanian dan Kesehatan. Jadi kita mempunyai kompetensi tersebut dan akan terus kita kembangkan agar dapat leading di bidang ini," ujar Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama Universitas Nasional, Prof Ernawati Sinaga.
Ia menambahkan perkembangan teknologi khususnya di bidang bioteknologi tidak dapat dibendung.
Teknologi ini telah berkembang sejak 30 tahun lalu, namun di Indonesia baru mulai dikenal sejak 15 tahun lalu.
Indonesia, mau tidak mau harus dapat menerima teknologi ini di negaranya.
Untuk membahas tentang kesiapan Indonesia terhadap bioteknologi, pada kesempatan yang sama Biotechnology Student Forum (BIOSFOR) Fakultas Biologi Universitas Nasional menggelar seminar bioteknologi dengan tema Status Indonesia Terkini Menghadapi Komersialisasi Tanaman Bioteknologi, Kamis (14/1/2016).
Seminar ini turut menghadirkan Ketua Komisi Keamanan Hayati, Prof Agus Pakpahan, Praktisi industri benih Herry Krisnanto, Ketua Kontak Tani Andalan (KTNA), Winarno Thohir, dan Prof Dr Bambang Sugiharto, Peneliti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI sebagai pembicara.
Kepala Pusat Kajian Bioteknologi Universitas Nasional, Dr Retno Widowati mengungkapkan kesadaran komersialisasi tanaman bioteknologi di negara berkembang semakin tinggi.
Hal ini terlihat dari meningkatnya lahan tanaman bioteknologi di negara berkembang saat ini.
Luas lahan tanaman biologi telah meningkat 100 kali lipat dari 1,7 juta hektar di tahun 1996 menjadi 181,5 juta hektar di tahun 2014. Sementara jumlah negara penanam tanaman biotek meningkat 4 kali lipat lebih dari 6 negara di tahun 1996 menjadi 28 negara di tahun 2014.
Menurut Retno, saat ini Amerika Serikat (AS) masih menempati negara teratas yang menanam tanaham bioteknologi dengan luas 73,1 juta hektar atau 40 % luas lahan tanaman bioteknologi di dunia.
AS mengadopsi tanaman bioteknologi terbanyak pada jagung (93%), kedelai (94%) dan kapas (96%).