Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
KAMMI Tuding Proyek Kereta Api Cepat Dibuat-buat
Menurut pengurus pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), pembangunan infrastruktur kereta api tidak efektif.
Ditulis oleh : Humas PP-KAMMI
TRIBUNNERS - Pembangunan jalur kereta cepat Jakarta - Bandung yang sedang berlangsung saat ini telah mencapai groundbreaking.
Menurut Jokowi, pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung akan efisiensikan ekonomi.
Namun menurut pengurus pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), pembangunan infrastruktur kereta api tidak efektif.
PP KAMMI menilai pembangunan infrastruktur kereta api cepat tidak efektif dan terkesan merupakan proyek kongkalingkong dengan asing.
"Jika pemerintah serius berbicara soal efisiensikan ekonomi, maka lipat jarak ujung barat Jawa dan ujung timur Jawa, maksudnya setidaknya jarak kereta api cepat tersebut antara Jakarta – Surabaya," ujar Kartika Nur Rakhman Ketua Umum PP KAMMI.
Ia menilai proyek kereta api cepat terkesan merupakan proyek 'dagang sapi' Kementerian BUMN.
"Pemerintah saat ini terutama melalui Kementerian BUMN terkesan dagang sapi, hobi jual sana jual sini kepada asing, proyekan sana proyekan sini, gadai pula. Jokowi cukup jadi tukang pantau nya, cek cek, dan nonton," ujarnya.
Ketua Bidang Ekonomi PP KAMMI, Barri Pratama menilai proyek tersebut tidak visioner dalam hal pengembangan ekonomi lokal.
"Proyek senilai US$ 5,5 miliar tersebut tidak visioner dalam pengembangan ekonomi lokal. Kereta cepat Jakarta – Bandung kurang bisa optimal guna mobilisasi orang terutama mobilisasi barang yang erat kaitannya guna pembangunan ekonomi," kata Barri.
KAMMI, menurut Barri pada hakikatnya mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Namun pihaknya menyayangkan pembangunan yang asal-asalan dan terkesan tidak efisien dan diada-adakan.
"Dalam konteks mendukung pembangunan ekonomi, PP KAMMI sangat mendukung hal tersebut terjadi. Akan tetapi pembangunan yang asal – asalan dan terkesan tidak efisien lalu diada-adakan terus akan KAMMI kritik dengan keras. Kenapa memangkas jarak yang bisa masih bisa ditempuh 2,5 jam dengan kereta regular yang terbilang masih singkat, dibandingkan jarak tempuh lain. Jauh lebih efisien Jokowi membangun kereta cepat Jakarta – Surabaya," tuturnya.