Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Bakamla Harus Atasi Ego Sektoral Keamanan Laut

Komisi I DPR pagi ini bertemu dengan pimpinan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit dalam Rapat Dengar Pendapat (R

zoom-in Bakamla Harus Atasi Ego Sektoral Keamanan Laut
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Madya (TNI) Desi Albert Mamahit (kanan) usai meresmikan Kapal Negara (KN) Belut Laut 4806 dan KN Ular Laut 4805 di Dermaka Bakamla Batam, Minggu (20/12/2015). Bakamla meresmikan tiga kapal patroli diantaranya KN Belut Laut 4806, KN Ular Laut 4805 dan KN Gahaj Laut 4804 untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan wilayah laut indonesia. TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO 

Ditulis oleh :  Fraksi NasDem

TRIBUNNERS - Komisi I DPR pagi ini bertemu dengan pimpinan Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kompleks MPR/DPR, Kamis (28/01/2016).

Rapat perdana Bakamla dengan DPR ini disambut dengan suka cita para anggota Komisi I karena kehadiran Bakamla sangat dirindukan oleh masyarakat maritim Indonesia.

Pascapengesahannya melalui UU No 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, otoritas dan fungsi Bakamla terhadap keamanan dan keselamatan di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi Indonesia perlu diselaraskan dengan DPR.

Oleh karenanya, RDP ini berfokus pada pembahasan struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi, anggaran, dan program kerja Bakamla yang mempunyai otoritas menjaga keamanan laut republik Indonesia.

Anggota Komisi I Supiadin Aries Saputra berpendapat bahwa lahirnya Bakamla harus menjadi satuan tugas yang diharapkan oleh masyarakat maritim.

Indonesia yang dikenal Negara maritim, sudah semestinya menjaga keamanan lautnya.

Berita Rekomendasi

Selama ini potensi kejahatan di lautan nusantara sangat besar dan beragam, mulai dari pencurian ikan, kecelakaan laut, hingga perompakan. 

Menurut data dari Kementerian Kelautan, pencurian ikan mencatatkan kerugian Negara sebesar Rp 100 triliun per Januari 2014.

Meski terjadi penurunan setelah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti, kekayaan laut yang berlimpah patut dijaga guna optimalisasi nilai ekonominya.

Mantan Asops TNI ini  juga menekankan pentinya membangun pola koordinasi antar satuan tugas Bakamla.

Hal ini penting agar tidak ada tugas dan kepentingan yang tumpang tindih.

Sebagai perbandingan, Bakamla bisa belajar dari tupoksi dan pola kerja Kamtibmas yang tugasnya  tidak dicampuri TNI.

Begitu pula tugas bea cukai yang tidak mungkin dicampuri oleh kepolisian.

Kejelasan tupoksi Bakamla ini menurut Supiadin akan menghindari Bakamla dari ego sektoral.

"Kita itu harus terus terang bahwa ego sektoral kita masih sangat tinggi. Semua mengklaim yang paling berhak, sementara tugasnya juga kadang-kadang tegas tapi tidak tuntas. Yang celakanya tidak tegas dan tidak tuntas. Ego sektoral ini menurut saya salah satu penghambat pembangunan Negara ini," ujar politisi NasDem dari Jawa Barat ini.

Supiadin mendesak Bakamla untuk membuat program tetap (Protap) supaya kewenangannya tidak beririsan dengan lembaga lain.

Protap ini untuk membangun sistem koordinasi yang mantap. “Protap ini penting dan harus dibicarakan dengan stakeholder terkait," katanya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas