Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pembangunan 47 Ruas Jalan Tol Berbayar Dituding Merugikan Masyarakat

Indonesia Traffic Watch (ITW) mendesak pemerintah meninjau kembali pendanaan pembangunan sebanyak 47 ruas jalan tol (berbayar) yang dijadikan sebagai

zoom-in Pembangunan 47 Ruas Jalan Tol Berbayar Dituding Merugikan Masyarakat
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi pembangunan jalan tol 

Ditulis oleh : ITW

TRIBUNNERS - Indonesia Traffic Watch (ITW) mendesak pemerintah meninjau kembali pendanaan pembangunan sebanyak 47 ruas jalan tol (berbayar) yang dijadikan sebagai proyek strategis.

Sebab, proyek itu tidak prorakyat, dan justru akan membebani masyarakat. 

Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan mengatakan, sebaiknya pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi massal tidak didasarkan pada hitung-hitungan bisnis semata.

Sebab, lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib,lancar serta terintegrasi adalah bentuk pelayanan yang harus diwujudkan oleh pemerintah, untuk mendorong peningkatan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

"Pembangunan 47 jalan tol yang sedang diprioritaskan pemerintah itu tidak pro rakyat, justru membebani rakyat,” kata Edison Siahaan, Rabu (3/2/2016).

Menurutnya, apapun alasannya investor tetap berorientasi bisnis yang tentu akan berusaha meraup keuntungan.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu dengan membangun jalan tol tentu pada akhirnya akan menjadi beban masyarakat, karena untuk bisa melintas di jalan tol harus membayar.

ITW juga mempertanyakan urgensi pembangunan jalan tol di wilayah yang sesungguhnya belum membutuhkan jalan tol

"Apa urgensinya membangun jalan tol Pekanbaru-Kandis- Dumai sepanjang 135 km," tanya Edison.

Sebaiknya pemerintah fokus pada pembangunan jalan lintas Sumatera, bukan membangun jalan tol.

Begitu juga untuk wilayah Kalimantan, dan Sulawesi.

"Anehkan, jalan raya saja belum baik, kok yang dibangun jalan tol."

ITW menilai, proyek yang didanai asing ini dijadikan pemerintah sebagai tameng untuk melepaskan tanggungjawab.

Seakan-akan pemerintah telah berbuat, tetapi bebannya ditanggung oleh rakyat.

Bahkan bisa saja,ada pihak yang mendapat keuntungan dari proyek yang membebani rakyat ini.

Pemerintah seharusnya melihat, bahwa pembangunan infrastruktur sebagai investasi dari kewajiban layanan publik.

Pemerintah seharusnya melihat bagaimana dampak dari kemacetan, berapa kerugian akibat pemborosan BBM, kerugian masyarakat yang produktifitasnya terbuang akibat kemacetan.

Apabila pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi umum hanya dilihat dari sisi untung rugi, maka Indonesia sulit memiliki transportasi umum yang memberikan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran (Kamseltibcar) serta terjangkau secara ekonomi.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas