Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Proyek LNG Blok Masala Harus Membawa Kesejahteraan Masyarakat Maluku
Proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Block Masela yang berlokasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku ditaksir memiliki kandungan gas te
Ditulis oleh : Arnold Thenu, Ketua Formana
TRIBUNNERS - Proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Block Masela yang berlokasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku ditaksir memiliki kandungan gas terbesar di dunia.
Makanya tak aneh, jika nilai investasi proyek ini mencapai 30 miliar US Dollar atau setara dengan 390 triliun Rupiah.
Dengan nilai sebesar itu, telah lahir anak haram bernama conflict of interest dari hasil perselingkuhan dengan pemilik modal yang bernama majikan.
Sehingga menjadi wajar para middleman akan memanfaatkan sekaligus memperjuangkan sang majikan untuk mendapatkan hak kesulungan atas Project Block Masela.
Ironisnya, para pembantu Presiden tidak pernah membicarakan secara terstrukur dan sistematis perihal spesifikasi keuntungan bagi masyarakat Maluku dengan keberadaan Project Block Masela tersebut.
Namun justru terkesan memaksa Presiden untuk menjadi wasit dalam pertandingan para pembantunya dalam memperebutkan lokasi darat (pipanisasi) versus laut (floating), yang tidak pernah tuntas sampai saat ini.
Proyek Block Marsela yang akrab dengan sebutan gas abadi bagi masyarakat Maluku seharusnya menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah Provinsi Maluku agar masyarakat Maluku bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Oleh karena itu, Pemprov Maluku harus merealisasikan misi kedua dari tiga misi pemprov yang berbunyi Menjadikan Masyarakat Maluku Yang Berkualitas Dan Sejahterah.
Jika misi itu harus dijadikan dasar dalam menjalankan tugas sehingga menjadi wajar bila masyarakat Maluku mendapat kuota tenaga kerja sebesar 70% dalam pekerjaan mulai dari persiapan hingga pelaksana sampai dengan berjalannya Proyek Block Masela tersebut.
Jika Sumber Daya Manusia (SDM) masayarakat Maluku dikatakan belum siap atau mampu melakukan pekerjaan tersebut, maka Pemprov Maluku harus meminta investor untuk melakukan pelatihan sejak dini.
Hal itu sebagai bentuk keseriusan investor agar masayarakat Maluku dapat terlibat dalam pelaksanaannya nanti.
Namun itu juga belum cukup, karena Pemprov Maluku harus gagah berani meminta keuntungan yang real bagi masyarakat.
Bukan malah menjebak dirinya untuk berjudi menjagokan perebutan lokasi darat atau laut.
Masyarakat Maluku sebagai ahli waris gas abadi tentunya tidak ingin investasi Proyek Block Masela berjalan tragis seperti yang terjadi di Bumi Cendrawasih.
Dimana masyarakat Papua tidak mengalami kemajuan yang signifikan sekalipun ada perusahaan emas terbesar disana.
Oleh karena itu, kami tidak ingin dipaksa berjudi untuk memilih area proyek tersebut akan terrealisasi di darat atau dilaut, karena bagi kami akan lebih senang bila ada kepastian yang tetap perihal keuntungan Proyek Block Masela bukan untuk oknum pejabat tapi keuntungan kongkrit bagi masyarakat Maluku secara nyata yang harus dituangkan dalam MoU.