Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ketika Pemilik Negara Digusur
Penggusuran kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, oleh Pemprov DKI, dinilai sebagian pihak berlangsung sesuai dengan rencana.
Ditulis oleh : O Edison Siahaan
TRIBUNNERS - Penggusuran kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, oleh Pemprov DKI, dinilai sebagian pihak berlangsung sesuai dengan rencana.
Karena suara belasan mesin alat berat yang meraung meratakan bangunan milik warga, tidak diwarnai perlawanan berarti.
Atau mungkin tak ada artinya juga, sebab ribuan personil tentara dan polisi sudah disiagakan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi tindakan anarkis.
Tetapi, penggusuran Kalijodo menjadi tampak aneh karena tidak seperti biasanya yang diwarnai aksi perlawanan.
Bahkan, para aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang biasa berteriak atas nama rakyat miskin juga tidak terdengar.
Padahal seperti biasanya, para aktivitis yang mengusung atas nama rakyat berteriak lantang hingga mendirikan posko-posko perjuangan.
Lalu kemana mereka ?
Penggusuran Kalijodo tak menuai perlawanan, setelah melihat penguasa bicara dengan moncong senjata tergantung di bahu.
Apalagi, jauh sebelum penggusuran dilakukan, penguasa sudah menempatkan ratusan personil tentara dan polisi di kawasan Kalijodo.
Disertai dengan berbagai statemen yang bernada ancaman, membuat warga tak bisa memilih selain pasrah.
Sebelum penggusuran, suhu politik di Ibukota memang sempat terasa panas.
Namun, teredam oleh karakter Kapolda Metro Jaya yang taktis ala densus 88 yang menganggap rakyat yang melawan harus dilibas.
Sama halnya dengan tentara yang sudah lama tidak bertugas, ikut bangkit meninggalkan barak untuk berbaris di Kalijodo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.