Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menebak Gagasan Feminisme AADC 2

Kurang lebih beberapa hari lagi sinema yang ditunggu-tunggu penikmat film di Indonesia akan segera tayang. Setelah sempat melintas melalui mini drama

zoom-in Menebak Gagasan Feminisme AADC 2
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Para pemain film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 saat menggelar konferensi pers di The Hall Senayan City, Jakarta Pusat, Senin (15/2/2016). Film ini mengangkat kembali kisah percintaan antara Rangga dan Cinta dan mengulang kesuksesan AADC 1. Tribunnews/Jeprima 

Ditulis oleh : Ade Saktiawan

TRIBUNNERS - Kurang lebih beberapa hari lagi sinema yang ditunggu-tunggu penikmat film di Indonesia akan segera tayang. Setelah sempat melintas melalui mini drama via LINE, trailer film Ada Apa Dengan Cinta 2 resmi tayang di kanal Youtube sebagai pembuka jalan sebelum film ini tayang serentak di bioskop-bioskop tiga negara (Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam).

Sambutan dari publik tentu sudah jauh berbeda saat ini dibandingkan seri pertama film ini waktu tayang perdana di tahun 2002.

Ariel Heryanto (2015) menyebutkan bahwa kaum muda perkotaan saat ini tengah melonjak jumlahnya. Tentu saja melonjaknya kaum muda perkotaan ini juga berbanding lurus dengan melonjaknya fasilitas-faslitas hiburan seperti mal ataupun bioskop.

Pertumbuhan jumlah kaum muda atau kelas menengah dan bioskop ini tentu akan semakin membuat situasinya berbeda saat AADC di tahun 2002 dibanding dengan AADC 2 tahun 2016.

Kaum muda yang nyaris memiliki kesamaan kultural itu, lebih lanjut dijelaskan oleh Ariel Heryanto bahwa selain jumlah mereka bertambah, dan suara mereka juga amat lantang di ruang publik.

Tulisan ini sesungguhnya tak bermaksud melacak kembali perpanjangan waktu dari peperangan sinematik yang dibahas secara detail di buku Identitas dan Kenikmatan (2015).

BERITA REKOMENDASI

Sebab film ini sudah terlanjur liberal sejak awal.

Sementara pertempuran sinematik yang dimaksud adalah pertempuran budaya layar post Islamisme (konservatif lawan liberal di dalam tubuh Islam) melalui film-film bergenre (sok) religius.

Anti tesa dari tulisan ini juga tidak orisinil sama sekali.

Ide dari tulisan ini mencoba mereproduksi kembali salah satu artikel di jurnal filsafat Cogito oleh Fadhila Rachmadani yang mengangkat gagasan feminisme eksistensial Prancis ala Simone De Beavoir dalam Film Mona Lisa Smile.

Sekilas tentang feminisme eksistensial, perempuan dalam ruang sosial bisa terlengkapi secara eksistensial jika perempuan menjadi subyek yang utuh, artinya perempuan memegang kendali atas berbagai keputusan yang diambilnya.


Menurut De Beavoir, terdapat tiga subyek perempuan dalam gagasan feminisme eksistensial, yaitu perempuan sebagai subyek moral, perempuan sebagai subyek dominan, dan perempuan sebagai subyek eksisten.

Dari trailer film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang berdurasi tidak lebih dua menit ini, ketiga subjek (moral, dominan dan eksisten) sangat menarik kita lacak melalui pemeran utama perempuan yaitu Cinta yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas