Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Selain Tanggap Benacana Tagana Diminta Juga Tanggap Bahaya Narkoba

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bencana harus dipahamai dalam dua kondisi, yaitu bencana alam dan sosial. Keduanya, merupakan anca

zoom-in Selain Tanggap Benacana Tagana Diminta Juga Tanggap Bahaya Narkoba
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memasangkan kaki palsu secara simbolis kepada seorang anak penyandang cacat pada pembukaan Bhakti Sosial dan Apel Taruna Siaga Bencana (Tagana) Nasional 2015 di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, Jumat (29/5/2015) malam. Kegiatan dalam rangka HUT Tagana tersebut berlangsung 27 - 31 Mei. SERAMBI/M ANSHAR 

Ditulis oleh : Humas Kemensos

TRIBUNNERS - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, bencana harus dipahamai dalam dua kondisi, yaitu bencana alam dan sosial. Keduanya, merupakan ancaman sekaligus tantangan bagi para Taruna Siaga Bencana.

"Bencana alam dan sosial merupakan ancaman, sekaligus tantangan bagi para Taruna Siaga Bencana (Tagana) agar selalu di depan," ujar Mensos usai menghadiri HUT Tagana di Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/3/2016).

Bencana alam, kata Mensos, seperti gempa bumi, longsor dan banjir.

Sedangkan, bencana sosial misalnya tawuran dan konflik antarwarga. Namun, ada bancana sosial yang sangat berbahaya saat ini, yaitu narkoba.

“Dari kedua bencana tersebut, terdapat bencana sosial yang paling berbahaya yaitu peredaran dan penyalahgunaan narkoba di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

Saat ini, tidak kurang dari 20-40 orang tewas setiap hari karena narkoba. Maka, sesungguhnya telah menjadi the real ancaman dan musuh bagi segenap warga bangsa.

Berita Rekomendasi

“Narkoba menjadi ancaman segenap warga bangsa, semua pihak harus bergerak bersama untuk mencegahnya, termasuk peran dari para personel Tagana," tuturnya.

Jika seorang Tagana memiliki 5 sahabat bisa dipastikan terhimpun 55 ribu personel dan itu merupakan langkah nyata dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) negeri ini untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

“Paradigma yang dibangun para Tagana tidak hanya berorientasi bencana alam, melainkan bencana sosial yang salah satunya mencegah peredaran narkoba, ” ucapnya.

Ke depan, para Tagana sesuai dengan Standard Operating Prosedure (SOP) Kementerian Sosial (Kemensos) harus tiba di TKP 1 jam setelah kejadian, baik bencana alam maupun sosial.

“Saya perintahkan para personel Tagana menjadi frontliner di seluruh Indonesia harus tiba di TKP 1 jam pasca bencana alam maupun sosial terjadi, ” tandasnya.

Sedangkan, bagi para korban penyalahgunaan narkoba bisa dibawa ke 118 Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di seluruh Indonesai untuk diberikan pelayanan rehabilitasi sosial (rehabsos).

“Saat ini, ada 118 IPWL dan bertambah 32 yang siap memberikan pelayanan rehabsos bagi para korban penyalahgunaan narkoba,” katanya.

Selain itu, perlu dikampanyekan kepada masyarakat agar berani tegas mengatakan, say no to drugs, jangan sekali-kali mencoba, sekali mencoba ketagihan, dan sekali ketagihan akan menjemput kematian.

“Sekali lagi, semua pihak harus disadarkan bahwa perlu kerjasama dan bergandengan tangan untuk melawan narkoba, tidak bisa bekerja sendirian,” tuturnya. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas