Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Darurat MEA Kemenpora Sepakat Perlu Kebijakan Skala Besar

Menpora Imam Nahrawi didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Sakhyan Asmara, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Chandra Wijaya menerima Ketua Umum

Ditulis oleh : Info Kemenpora

TRIBUNNERS - Menpora Imam Nahrawi didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Sakhyan Asmara, Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Chandra Wijaya menerima Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP-HIPMI), Bahlil Lahadalia bersama jajarannya di, Kemenpora Jakarta, Rabu (30/3/2016).

Dalam kesempatan tersebut Menpora sepakat harus ada perubahan kebijakan dengan skala besar di sektor kepemudaan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sekaligus mengatasi kondisi darurat MEA seperti hasil survei yang dikemukakan HIPMI.

Salah satu bentuk perubahan besar itu adalah mengeluarkan kebijakan yang sifatnya memberikan kemudahan bagi anak muda atau masyarakat kita untuk menggeluti dunia usaha.

"Saya setuju kalau kita masuk dalam darurat MEA ketika mendapatkan data seperti ini. Oleh karena itu saya mengajak HIPMI bersama Kemenpora untuk secepat mungkin merumuskan kebijakan-kebijakan yang memicu dan memudahkan pemuda untuk terjun ke dunia usaha," kata Menpora usai mendengar paparan Ketua HIPMI.

Kepada Menpora, Bahlil Lahadalia menjelaskan, berdasarkan survei terakhir yang dilakukan terhadap Mahasiswa Perguruan Tinggi dari Aceh hingga Papua, sebanyak 83% cenderung menyatakan lebih ingin menjadi pegawai negeri atau karyawan ketimbang menjadi pengusaha.

Padahal, untuk bisa bersaing dengan negara negara tetangga dibutuhkan setidaknya 1,7 juta anak muda untuk menjadi pengusaha.

Berita Rekomendasi

"Pengusaha muda saat ini sudah berada dalam situasi darurat MEA, jumlah pengusaha kita hanya berada di angka 1.5-1,6 % dari jumlah penduduk, negara tetangga kita Singapura sudah mencapai angka 7%, sementara Malaysia dan Thailand sudah berada di level 4-5%. Dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk, kita adalah yang terendah di wilayah Asia Tenggara," tutur Bahlil.

Rendahnya jumlah pengusaha Indonesia di banding negara tetangga tentu memprihatikan, dan Menpora berharap lebih banyak lagi generasi muda Indonesia yang dapat berkiprah menjadi pengusaha.

"Membangkitkan jiwa wirausaha di kalangan generasi muda ini sangat penting dan ini selaras dengan program yang ada di Kemenpora,” tutur Cak Imam yang sebelum menjadi politisi dan menteri juga merupakan pengusaha.

“Permodalan dan juga regulasi seringkali menjadi tantangan terbesar ketika ingin menjadi pengusaha. Kemenpora akan mendukung HIPMI untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam mengubah pola pikir ini. Caranya dengan masuk ke perguruan tinggi dengan berbagai kegiatan yang dapat memicu anak-anak muda menjadi pengusaha,” lanjutnya.

Menteri asal Madura ini juga berharap agar pengusaha muda dapat meningkatkan daya saingnya di era-pasar bebas ASEAN karena persaingan tidak hanya berasal dari sesama pengusaha di dalam negeri tetapi juga dari negara tetangga.

Menpora ingin pengusaha muda Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Sebagai bentuk komitmen melahirkan pengusaha-pengusaha muda Indonesia, HIPMI dalam waktu dekat akan menggelar Jambore Mahasiswa Perguruan Tinggi se-ASEAN dengan memanfaatkan momentum Hari Kebangkitan Nasional.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas