Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

ITW: Alasan Ahok Hapus Three In One Tidak Jelas

Indonesia Traffic Watch (ITW) menduga ada udang dibalik batu terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menghapus at

zoom-in ITW: Alasan Ahok Hapus Three In One Tidak Jelas
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Joki 3 in1 menawarkan jasa tumpangan kepada pengguna kendaraan roda empat yang melintas di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (31/3/2016). Pemprov DKI Jakarta berencana menghapus program jalur three in one . Kebijakan tersebut tengah dikaji seiring dengan banyaknya jasa sebagai joki dengan membawa anak, dan terungkapnya kasus eksploitasi anak. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Ditulis oleh : ITW

TRIBUNNERS - Indonesia Traffic Watch (ITW) menduga ada udang dibalik batu terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan menghapus aturan three in one.

Karena, kebijakan three in one yang sudah berlangsung sejak 2003 itu, sangat dapat mengatasi kemacetan khususnya pada jam sibuk.

Meskipun kebijakan tersebut berdampak pada kepadatan ruas jalan alternatif di sekitar kawasan three in one.

“Selain alasan yang tidak relevan, jelas terlihat ada kepentingan pihak lain yang memaksa, supaya mereka segera bisa meraup keuntungan,dari kesulitan masyarakat pengguna jalan raya, “ kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan, Minggu (3/4/2016).

Menurut Edison, alasan gubernur menghapus three in one karena banyak dimanfaatkan oleh joki yang mengeksploitasi anak, sungguh tidak relevan.

Pencegahan eksploitasi anak bukan dengan cara menghapus kebijakan three in one. Karena eksploitasi anak bukan hanya pada saat three in one saja, tetapi bisa terjadi dimana saja, bahkan diperempatan jalan dan lampu merah setiap hari terjadi.

Berita Rekomendasi

"Three in one itu memang bukan solusi terbaik. Tetapi untuk kondisi lalu lintas saat ini, layak diteruskan untuk mengatasi kemacetan di jalur protokol khususnya pada jam sibuk,” kata Edison.

Pihaknya yakin, penghapusan aturan three in one hanya untuk memenuhi tuntutan pihak perusahaan yang telah memenangkan tender pelaksanaan ERP. Sehingga, pasca penghapusan aturan three in one, Pemprov DKI akan memberlakukan sistim Elecktronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar.

“Sesungguhnya, itulah alasan utama Gubernur Ahok mengapa bersikeras menghapus kebijakan three in one,” ucap Edison.

Seharusnya, dia melanjutkan, dalam kondisi lalu lintas yang carut marut seperti sekarang, Pemprov DKI mestinya berupaya untuk mencari solusi untuk membantu masyarakat dari kerugian dan beban akibat kemacetan.

Bukan justru berfikir untuk mengisi pundi-pundi APBD dengan cara berkolusi dengan pengusaha untuk memberlakukan ERP yang tentu menambah beban masyarakat, khususnya pengguna jalan raya.

"Sungguh tidak dapat diterima akal sehat, kalau kesulitan masyarakat justru dimanfaatkan Pemprov DKI menjadi sumber pemasukan APBD,” ujar Edison.

Edison menjelaskan, pemberlakuan sistem ERP tentu akan diawali dengan pemasangan alat yaitu On Board Unit (OBU) di setiap kendaraan.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas