Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tulis Status di FB 2 PNS Donggala Diancam Akan Dibunuh
Dua Pegawai negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah inisial Sw dan Wy diduga diteror yang mengaku sebagai istri orang nomor
Ditulis oleh : Situr Wijaya
TRIBUNNERS - Dua Pegawai negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah inisial Sw dan Wy diduga diteror yang mengaku sebagai istri orang nomor satu di Kabupaten Donggala.
Dua PNS yang kesehariannya dinas di Kantor Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala itu diancam akan dibunuh atau akan di mutasi ke tempat terpencil.
Dalam konfrensi Pers Selasa (5/4/2016) digelar disalah satu café di Donggala kedua PNS itu menceritakan kronologis teror tersebut.
“Kamu jangan macam-macam. Beraninya mengatakan Bupati yang tidak-tidak di Facebook. Sampaikan dengan temanmu Wy saya mau kasih keluar isi perutnya atau saya kasih pindah di Pinembani,” demikian bunyi isi rekaman percakapan telepon teror tersebut.
Kepada wartawan dia mengatakan dia dituduh menjelekan bupati Donggala dalam jejaring sosial.
Namun dia merasa tidak pernag menjelek-jelekan orng nomor satu di Donggala itu.
"Bisa teman-teman wartawan cross check, saya hanya berkomentar persoalan catur memperebutkan piala bupati gak lebih,” katanya.
"Saya hanya nulis status, aduh kalau panitia catur begini bikin rusak nama bupati itu status saya di FB," ucap Sw.
Ia juga mengaku telah mengntongi identitas penelpon atua peneror yang mengaku istri Bupati dan dalam waktu dekat akan meneruskan perkara ini keproses hukum.
"Dari nomor telpon yang menghubungi saya diketahui seorang wanita yang bersangkutan Berdinas di kantor Dikjar Donggala inisial HK," tutupnya.
Dia mengatakan akan membawa persoalan itu ke ranah hukum. "Ini pengancaman, dan persoalan ini kami serahkan kepada LBH yang akan mengadvokasi kami berdua,” ujar Sw yang didampingi tim advokasi LBH Donggala.
Menurut Sw, dia sempat merekam ancaman tersebut dan didengarkan kepada wartawan.
"Awal mulanya peristiwa pengancaman terjadi pada beberapa hari yang lalu tepatnya Selasa (29/3/2016)," ujarnya.
Sementara itu nomor telepon yang meneror dua PNS tersebut dihubungi berkali-kali di nomo 081241089463 tidak aktif.
Belum ada yang mengangku bertanggung jawap atas teror itu.