Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pelayanan RSUD Tengku Rafian Siak Dikeluhkan Masyarakat
Banyaknya keluhan yang disampaikan oleh masyarakat atas buruknya pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan RSUD Tengku Rafi’an Siak menjadi pertanyaa
Penulis: Septiani Hamsiah
TRIBUNNERS - Banyaknya keluhan yang disampaikan oleh masyarakat atas buruknya pelayanan kesehatan dari petugas kesehatan RSUD Tengku Rafi’an Siak menjadi pertanyaan serta kritisan oleh anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Siak.
Adapun keluhan yang disampaikan oleh masyarakat adalah kurangnya persediaan air bersih, kondisi WC yang jorok, sulitnya mendapatkan pelayanan khususnya pasien yang membutuhkan rujukan ke RSUD.
Selain itu juga dikeluhkan lamanya antrian untuk mengambil obat, serta masalah lampu yang sering mati saat nomor urut berlangsung.
Terkait permasalahan air bersih, Direktur RSUD Tengku Rafi'an, Ulfa Hanum memberikan penjelasan bahwa pada saat ini permasalahan air bersih sudah selesai.
Sebelumnya terjadi penyumbatan di pipa penyaluran air bersih dari PDAM, sehingga berdampak pada penyediaan air bersih untuk kamar pasien dan kamar mandi lainnya di RSUD.
Sedangkan mengenai kondisi kamar mandi dan WC yang jorok, masyarakat mengeluhkan bagaimana pasien bisa cepat sehat jika tempat ia mendapat perawatan tidak nyaman.
Politisi PAN meminta kepada pihak RSUD agar pasien yang dirujuk bisa cepat mendapat pelayanan. Banyak warga yang melapor bahwa mereka terkatung-katung sesampainya di tempat rujukan, setelah sampai ditempat rujukan (RSUD) mereka tidak mendapatkan kamar inap, serta sebagian pelapor lainnya mengaku harus kembali lagi karna ada beberapa syarat yang belum di penuhi.
Namun, Ulfa membantah tentang adanya pasien rujukan yang kesulitan untuk mendapatkan kamar rawat inap. Karena sebelum memberikan rujukan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan rumah sakit yang akan dituju.
Selain itu, terkadang pasien tidak membawa dokumen lengkap sehingga keluarga pasien harus pulang untuk melengkapi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Masalah selanjutnya disampaikan oleh politisi PKB. Dia menyampaikan bahwa keluhan masyarakat lainnya adalah lamanya antrian untuk mengambil obat, pasien atau keluarganya harus antri selama satu jam lebih baru bisa mendapatkan obat.
Menjawab masalah antrean pengambilan obat ini, khususnya pengambilan obat penyakit dalam memang memakan waktu agak lama, karena harus di cocokkan kembali dengan resepnya, lebih lama lagi jika antrean panjang.
Dan untuk mengatasi masalah ini, sekarang di RSUD telah dibagi beberapa loket pengambilan obat serta menggunakan nomor antrean sehingga pasien tidak lagi menunggu terlalu lama.
Masalah lampu kerap mati saat nomor urut berlangsung, ia menjelaskan kalo itu dari PLN dan saat lampu mati genset RSUD otomatis akan hidup menggantikan aliran listrik PLN yang padam.
Menanggapi permasalahan yang ada, Kepala Ombudsman RI perwakilan Riau, Ahmad Fitri menyarankan agar RSUD Siak membuat unit pengaduan sehingga ketika adanya pengaduan/komplain, tinggal unit pengaduan saja yang menanganinya.
Sedangkan mengenai syarat berobat bagi pasien rujukan, mungkin pihak rumah sakit belum mensosialisasikan ke masyarakat tentang apa dan bagaimana prosedur serta persyaratan yang harus dipenuhi sehingga RSUD juga perlu memperbanyak tempat untuk sosialisasi agar masyarakat mengerti dengan prosedur dan syarat-syarat dalam menggunakan fasilitas gratis dalam berobat.
Namun, menurut penulis selain beberapa solusi yang telah diberikan oleh pihak Ombudsman, pihak RSUD juga harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang ada dengan cara menambah jumlah SDMnya sebagai input untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal.
Peningkatan kebersihan juga harus selalu diperhatikan agar pasien merasa nyaman dan betah untuk menunggu sehingga image yang positifpun perlahan akan didapatkan oleh RSUD Tengku Rafi’an.
Selain itu, rapat atau musyawarah juga bisa dilakukan antara pihak RSUD dengan lembaga daerah lainnya dengan tujuan untuk mencegah terjadinya masalah serta sebagai tempat untuk saling berbagi tentang permasalahan yang ada sehingga solusi yang efektif juga akan lebih mudah didapat.
Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa pelayanan pemerintahan dalam bidang kesehatan tepatnya di RSUD Tengku Rafi’an Siak masih banyak terdapat kekurangan.
Hal ini terjadi karena kurangnya komunikasi antara pihak RSUD dengan masyarakat sekitar yang ingin mendapatkan pelayanan namun kurang memahami tentang prosedur yang berlaku sehingga mereka hanya bisa memprotes dan menuntut mendapatkan pelayanan tanpa tahu syarat apa yang seharusnya mereka penuhi dan bagaimana sebenarnya prosedur yang berlaku.
Kurangnya sarana dan prasarana juga menghambat efektifnya pelayanan yang diberikan. Dengan SDM yang minim serta kondisi RSUD yang hanya memiliki beberapa loket antrian jelas membutuhkan waktu yang cukup lama bagi pasien untuk menunggu sehingga kebanyakan dari mereka cenderung merasa tidak dilayani.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.