Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Yoghurt Jagung Minuman Sehat Alternatif Penderita Alergi Laktosa
Sejatinya seiring berkembangnya ilmu pengetahuan semakin bertambahan pula kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Penulis: Syifa Urrohmah
TRIBUNNERS - Sejatinya seiring berkembangnya ilmu pengetahuan semakin bertambahan pula kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Ini ditunjukan dengan semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan makanan dan minuman yang bukan lagi berfungsi sebatas untuk pemenuhan gizi konvensional serta pemuas mulut dengan citarasa yang enak, melainkan diharapkan makanan yang dikonsumsi mampu berfungsi untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Salah satu contoh produk dengan kualifikasi tersebut adalah minuman hasil fermentasi berbasis susu yaitu yoghurt. Sejalan dengan berkembangnya teknologi khususnya di bidang bioteknologi, produk fermentasi susu yaitu yoghurt mengalami banyak variasi dalam bahan baku utama serta rasa yang ditawarkan.
Yoghurt yang merupakan minuman susu hasil fermentasi oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilli memiliki banyak manfaat karena mengandung banyak nutrisi diantaranya protein, lemak, mineral, riboflavin, vitamin B6, dan vitamin B12.
Nutrisi yang dikandung yoghurt lebih tinggi dibandingkan dengan nutrisi dari susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan didalam yoghurt meningkat sehingga kandungan zat-zat gizi lainnya juga meningkat.
Namun sayangnya kebanyakan yoghurt dihasilkan dari susu sapi yang mempunyai banyak kalori dan mengandung pemanis buatan sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh mereka penderita diabetes dan Lactose intolerance (tidak mampu mencerna laktosa).
Seiring kebutuhan masyarakat akan yoghurt yang menyehatkan dan kaya nutrisi banyak para ahli mulai membuat inovasi tentang yoghurt nabati.
Salah satunya adalah yoghurt dari susu jagung. Maysgurt atau yoghurt dari susu jagung dikembangkan karena memiliki banyak potensi dan keunggulan dibandingkan dengan yoghurt dari susu sapi.
Jagung yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan maysgurt adalah jenis biji jagung manis. Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk dalam keluarga (family) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea dan spesies Zea mays saccharata.
Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, dan pada waktu dimasak bijinya berkerut.
Jagung manis memiliki potensi untuk dijadikan bahan pembuatan yoghurt karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik yaitu pada 100 gram jagung manis mengandung total energi sebesar (96 kal), karbohidrat (22,8 gram), protein (3,5 gram), lemak (1,0 gram), kalsium (3 mg), forfor (111 gram), fosfor (0,7 mg), vitamin A (400 SI), vitamin B (0,15 gram), vitamin C (12 gram), dan air (72,2 gram).
Selain itu pemanfaatan bahan baku jagung yang melimpah walau bukan di musim panen nya menjadi salah satu alasan pengembangan produk ini. Produk ini juga menjadi salah satu wadah pengembangan pangan substitusional.
Ditinjau dari kandungan nutrisinya yoghurt jagung yang merupakan hasil olahan dari susu jagung dengan proses fermentasi memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan yoghurt yang berasal dari susu sapi, diantaranya kandungan lemak pada yoghurt jagung lebih sedikit dibandingkan dengan kandungan lemak pada yoghurt susu sapi yaitu sekitar 1,17% untuk yoghurt jagung dan minimal 3% untuk yoghurt susu sapi.
Kandungan protein dari yoghurt jagung pun relatif tinggi yaitu sekitar 3,22%. Keunggulan lain dari yoghurt jagung ini adalah dapat dikonsumsi oleh penderita Lactose intolerance yaitu orang-orang yang alergi terhadap laktosa dalam susu sapi. Namun secara umum yoghurt susu sapi maupun yoghurt jagung memiliki potensi yang sama dalam usaha menyehatkan tubuh.