Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Polemik Razia Warung Nasi, Pemerintah Kota Serang Sempit Pemahaman Toleransi
Keberadaan warteg saat Bulan Suci Ramadan seolah berubah menjadi sarang maksiat.
Editor: Malvyandie Haryadi
Mereka yang tidak beragama Islam tentu membutuhkan makan pada siang hari.
Andai saja warung makan dipaksa tutup karena aturan pemkot, betapa kesulitannya mereka yang tidak berpuasa mencari makanan.
Tentu bukan mereka yang tidak beragama islam saja yang tidak menjalankan ibadah puasa.
Ada sebagian orang islam yang memang tidak diwajibkan untuk berpuasa seperti saat sakit, ibu menyusui, anak-anak, orang yang terganggu jiwanya.
Selain itu, warung makan yang buka disiang hari juga memberikan hal yang positif bagi mereka yang berpuasa, yakni dapat menguji kekuatan iman mereka dalam menjalankan ibadah puasa, menjadi berkah tersendiri bagi umat muslim yang dapat melewati cobaan dalam melaksanakan ibadahnya.
Tindakan yang cenderung represif tanpa memperhatikan pentingnya menghormati satu sama lain mengambarkan bahwa Pemerintah Banten kurang memaknai makna toleransi yang baik.
Adanya Toleransi karena semua tak selalu sama, kita tak selalu seirama, Indonesia adalah negara plural. Lantas mengapa kita pahami perbedaan ini dengan keindahan, yang diisi oleh limpahan kasih sayang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.