Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menderita Demi Hiburan Kebun Binatang Diminta Hentikan Atraksi Gajah Tunggang

Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group meminta kebun binatang dan taman safari untuk menghentikan atraksi gajah tunggang.

zoom-in Menderita Demi Hiburan Kebun Binatang Diminta Hentikan Atraksi Gajah Tunggang
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah pengunjung naik gajah tunggang di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu (11/8/2013). Memasuki libur Lebaran sejumlah objek wisata di Kota Bandung dipadati pengunjung dari dalam dan luar kota. Dalam beberapa hari kedepan pengunjung diperkirakan masih akan menyerbu sejumlah objek wisata, karena masa libur sekolah akan berakhir pada 18 Agustus 2013, meski jumlahnya tidak akan sebanyak hari sebelumnya. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Ditulis oleh : Marison Guciano, Investigator Senior  Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group

TRIBUNNERS - Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group meminta kebun binatang dan taman safari untuk menghentikan atraksi gajah tunggang.

Scorpion menilai atraksi gajah tunggang bukan sebagai sarana edukasi, tetapi hanya membuat gajah menderita demi hiburan.

Menurut investigator senior Scorpion Marison Guciano, atraksi gajah tunggang menempati peringkat teratas dalam daftar 10 objek wisata satwa liar yang paling kejam.

World Animal Protection, sebuah organisasi perlindungan satwa internasional telah mengeluarkan 10 daftar atraksi wisata satwa liar yang paling kejam.

Selain gajah tunggang, atraksi satwa yang paling kejam lainnya adalah pertunjukkan lumba lumba, pertunjukkan topeng monyet, wisata kopi luwak, foto selfie bersama harimau, berjalan jalan bersama singa, mengunjungi taman beruang, memegang penyu, serta bermain dengan ular dan mencium kobra.

Hasil pemantauan Scorpion, mayoritas kebun binatang dan taman safari masih mengandalkan atraksi gajah tunggang untuk menarik pengunjung. 

Berita Rekomendasi

Pengunjung dikenai sejumlah uang untuk dapat menikmati atraksi gajah tunggang.

Sejumlah kebun binatang yang masih menggunakan atraksi gajah tunggang adalah Taman Safari Indonesia, Bali Safari and Marine Park, Kebun Binatang Medan, dan Kebun Binatang Jambi.

Menurut Marison, gajah gajah tunggang tersebut seringkali dieksploitasi sejak pagi hingga sore hari tanpa henti untuk membawa pengunjung mengitari areal yang cukup luas.

“Belum lama ini kita juga dikejutkan oleh  kematian seekor gajah tunggang yang sedang membawa 2 orang turis akibat kelelahan di Kamboja,” katanya.

Selain itu, dikatakan Marison, sudah menjadi rahasia umum bahwa gajah yang akan digunakan untuk atraksi gajah tunggang disiksa terlebih dahulu untuk menjadi jinak.

Penyiksaan ini dilakukan agar timbul perasaan inferior gajah sehingga takut dan menuruti perintah  sang pawang.

Marison berharap kebun binatang dan taman safari menerapkan “Lima Bebas” untuk Satwanya, yaitu:

1. Bebas dari rasa lapar dan haus, yaitu adanya akses untuk air tawar dan bersih untuk menjaga kesehatan satwa.

2  Bebas dari Ketidaknyamanan, yaitu dengan menyediakan lingkungan yang sesuai termasuk tempat tinggal dan area istirahat yang nyaman.

3. Bebas dari Sakit, Cedera atau Penyakit, yaitu melalui pencegahan atau diagnosis yang cepat dan pengobatan.

4 Bebas untuk Ekspresikan Perilaku Normal, yaitu dengan menyediakan ruang yang cukup, fasilitas yang tepat bagi jenis hewan tersebut.

5 Bebas dari Ketakutan dan Stres, yaitu dengan memastikan kondisi dan perlakuan yang dapat menyebabkan satwa mengalami penderitaan mental.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas