Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Surat Terbuka Warga Kangean kepada Presiden RI: Tolong Kami Pak Jokowi!
Daerah kami punya segudang persoalan. yang bisa mengobatinya hanya Bapak Presiden. Karena Pemerintah setempat sudah tidak peduli dengan kami
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - Kepada Yth, Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo di Tempat.
Salam hormat kami, Semoga bapak Presiden senantiasa dalam keadaan sehat dan tetap memiliki semangat untuk memperbaiki bangsa ini, sehingga bangsa ini ada perubahan yang signifikan selama di pimpin oleh bapak. Amin.
Bapak Presiden yang kami muliakan, kenalkan kami yang menulis surat ini dari dari desa yang terisolir yang rakyatnya jauh dari kata sejahtera, tepatnya di Kepulauan Kangean yang masuk Kabupaten Sumenep.
Kenapa kami berani berkata jauh dari kata “Sejahtera”? Karena kami tidak pernah merasakan layanan Listrik Dua Puluh Empat (24) Jam seperti di Sumenep daratan, dan ini berlangsung sampai saat ini.
Bahkan yang paling parah saat bulan Ramadhan ini, lampu di daerah kami jarang normal, paling dalam satu hari kami hanya bisa menikmati 5 sampai 6 jam, itupun tiap desa bergantian.
Sehingga kadang dalam tiga (3) sampai empat (4) hari kami gelap-gelapan di rumah karena Listrik padam.
Ketika ditanya pada petugas, kami selalu diberi alasan bahwa mesinnya lagi rusak, jadi disuruh nunggu sampai ada perbaikan sampai waktu yang tidak ditentukan.
Kalau hanya satu sampai dua belas bulan tentu kami akan sabar, yang ironis ini berlangsung mulai dulu, bahkan mulai bangsa ini merdeka dari penjajah.
Hati kami dan saudara-saudara kami merasa sedih melihat fenomena ini, tapi kadang hati yang sedih itu bisa terobati ketika petugas PLN memberi harapan, seperti adanya sosialisasi dan pasang spanduk di sepanjang jalan bahwa “LISTRIK DUA PULUH EMPAT JAM BAGI WARGA KEPULAUAN SUDAH DI DEPAN MATA”.
Walau itu hanya janji belaka, dan ketika spanduk pengumunan itu jatuh karena angin jalanan, hati kami sakit lagi.
Bapak Presiden yang kami muliakan, bahwa cita-cita besar bapak untuk mencerdaskan anak bangsa ini tidak terialisasi khususnya di Kepulauan Kangean.
Kami sebagai warganya mohon maaf, karena alasannya bahwa kami tidak bisa belajar pada malam hari, tidak bisa mengakses internet sehingga buta informasi, karena tidak ada internet.
Bapak Presiden yang kami muliakan, selain persoalan diatas juga ada banyak persoalan di daerah kami, seperti layanan kesehatan. Kepulauan Kangean tidak ada Rumah Sakit, yang ada hanya Puskesmas dan itupun pelayanannya tidak maksimal.
Karena katanya petugasnya selain keterbatasan Tim Medis, juga sarana-prasaranya minim.