Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Konsep Full Day School Menunjukkan Ketidakpahaman Demografi Pendidikan di Indonesia

Full Day School yang dilontarkan Mendikbud Muhadjir Effendy menimbulkan polemik di publik.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Konsep Full Day School Menunjukkan Ketidakpahaman Demografi Pendidikan di Indonesia
KOMPAS.com/Kurnia Sari Aziza
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus musisi, Anang Hermansyah, saat ditemui di Balai Kota, Senin (11/4/2016). 

Ditulis oleh : Anang Hermansyah

TRIBUNNERS - Full Day School yang dilontarkan Mendikbud Muhadjir Effendy menimbulkan polemik di publik. Semestinya setiap ide dan gagasan harus berdasar pada peta persoalan pendidikan di Indonesia.

Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN Anang Hermansyah menyambut baik sikap Mendikbud yang menarik rencana program Full Day School.

"Saya mengapresiasi sikap Mendikbud yang menarik wacana full day school itu. Karena memang secara filosofis dan praksis, gagasan tersebut bermasalah," kata Anang di Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Lebih lanjut musisi asal Jember ini mengatakan ide full day school justru menunjukkan ketidakpahaman demografi pendidikan di Indonesia. Menurut dia, ide tersebut bias kota.

"Ide ini sangat bias kota. Menteri tidak paham kompleksitas masalah pendidikan kita seperti soal kesenjangan yang luar biasa antar daerah di Indonesia," urai Anang.

Kesenjangan pendidikan mulai soal fasilitas infrastruktur, fasilitas penunjang hingga sumber daya tenaga pengajar menjadi salah satu sulitnya gagasan full day school terwujud.

Berita Rekomendasi

"Apalagi sampai saat ini ada 10.985 desa yang belum memiliki SD. Semestinya Mendikbud berpikir keras soal ini daripada melempar wacana yang tidak produktif di publik," saran Anang.

Dia menyarankan lebih baik Mendikbud menindaklanjuti soal Kurikulum 2013 (K-13) yang di era Anies Baswedan tak tuntas.

Visi misi Presiden melalui Nawacita di bidang pendidikan, Anang sebutkan diakomodasi melalui K-13.

"Jangan mencari sensasi yang tidak perlu. Lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk di depan mata," tegas Anang.

Dia juga meminta agar Mendikbud memiliki perhatian yang serius terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai soal infrastruktur dan SDM.

Menurut Anang, PAUD menjadi pintu masuk negara untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang unggul. "PAUD harus menjadi perhatian serius, negara-negara maju mengalokasikan anggaran secara serius untuk mengurus PAUD. Menteri semestinya memiliki perhatian serius soal PAUD ini," tandas Anang. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas