Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Guru SD Terpencil di Kabupaten Sidrap Ini Punya Cara Kreatif untuk Tumbuhkan Minat Baca Siswa
SDN 1 Allakuang Sidrap merupakan sekolah terpencil terletak di desa Allakuang, kecamatan Maritengngae Sidrap
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - SDN 1 Allakuang Sidrap merupakan sekolah terpencil terletak di desa Allakuang, kecamatan Maritengngae Sidrap yang rata-rata latar belakang siswanya berasal dari keluarga masyarakat bawah.
Namun cara kepala sekolah, Pak Basri, tumbuhkan minat baca di sekolah tersebut menghasilkan dampak luar biasa.
Aisyah, contohnya, siswa kelas enam di sekolah tersebut telah membaca lebih dari 130 buku dalam kurun waktu 6 bulan.
Bukan hanya Aisyah, hampir semua siswa kelas tinggi membaca puluhan buku dalam kurun waktu beberapa bulan saja. Seperti Wiwi dan Ira.
Siswa kelas tinggi ini rata-rata menghabiskan 3-4 buku perminggu.
“Padahal kalau kita datangi rumah orang-orang tua mereka, kita seakan tak akan percaya. Rata-rata orang tua mereka cuma buruh ternak, buruh tani, tukang batu dan sebagainya yang tak punya banyak fasilitas mendukung anak menyukai buku,” ujar Gary, guru kelas V sekolah tersebut (21 September 2016).
Buku di sekolah terpencil itupun sangat terbatas. Buku-buku tersebut, walaupun sebagian berbentuk cerita, namun banyak yang cetakannya tidak bagus dengan lay out seadanya.
“Namun dengan segala keterbatasan jumlah buku, siswa tetap mau membaca. Bahkan buku-buku yang perwajahan dan lay outnya tidak menarik itu pun dilalap habis,” ujar Basri, kepala sekolah yang menceritakan bahwa akan segera ada bantuan buku dari Dinas Pendidikan.
Nah bagaimana strategi kepala sekolah agar siswa membaca banyak buku di samping banyak keterbatasan, adalah sebagai berikut.
Pertama, setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis, siswa kelas tiga, empat, lima, enam diajak membaca mandiri tanpa bersuara (senyap) selama 15 menit.
Buku yang dipilih apa saja yang disukai siswa. Agar senang membaca, pada jam yang sama, siswa kelas satu dan dua diajak membaca terbimbing dengan menggunakan buku-buku hibah yang perwajahannya sangat menarik dari USAID PRIORITAS.
Kedua, setelah siswa selesai membaca selama 15 menit, siswa diminta merangkum selama lima menit dan rangkuman kecilnya diletakkan di kotak baca, masing masing berdasarkan namanya. Kedua, buku tersebut boleh dibawa pulang untuk diselesaikan membacanya di rumah.
“Jadi biasa siswa selesaikan di rumah. Siswa seringkali menghabiskan satu buku selama satu hari, dan kami tidak pernah memaksa untuk itu,” ujar Gary.
Ketiga, tiap Sabtu hampir satu jam waktu digunakan untuk membaca, merangkum, dan lomba yang menceritakan isi buku. Lomba ini diadakan per kelas dan dilaksanakan di luar kelas.