Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
PDEI: Warga Harus Dilatih Pertolongan Gawat Darurat
Bencana dan keadaan gawat darurat bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Masyarakat pun seharusnya harus dapat mengerti saat memberikan pertolongan
Ditulis oleh : Ketua PDEI Jakarta, dr Abd Halik Malik MKM
TRIBUNNERS - Bencana dan keadaan gawat darurat bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Masyarakat pun seharusnya harus dapat mengerti saat memberikan pertolongan pertama.
Dalam beberapa kasus terakhir, seperti bencana banjir dan tanah longsor di Garut dan Sumedang dan jatuhnya pembatas dan atap Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Minggu yang memakan 10 korban, 7 cidera dan 3 orang diantaranya meninggal, menunjukkan rawannya bencana sekaligus masih tingginya angka kematian di rumah, di tempat umum, di jalan raya.
"Seharusnya hal ini bisa dikurangi. Masalahnya tidak banyak orang dewasa di Jakarta yg memiliki kemampuan pertolongan pertama ketika berhadapan dengan situasi emergensi,” ujar Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dr Adib Khomeidi SpOT di Jakarta, Minggu (25/9/2016).
Kasus-kasus kegawatdaruratan seharusnya dapat diminimalisir dengan pemberikan pelatihan dan pengetahuan ketika mendapati situasi kecelakaan atau masalah kesehatan.
“Apakah bisa menangani sendiri atau perlu meminta pertolongan,” kata Adib.
Ketua PDEI Jakarta, dr Halik Malik MKM menambahkan masyarakat harus dilibatkan untuk mandiri, sadar dan tanggap dalam memberikan bantuan kesehatan. Kemampuan penanganan emergensi bagi masyarakat awam penting dan mendesak.
Menurutnya, setiap warga perlu dibekali pemahaman tentang bantuan hidup dasar untuk penanganan mandiri (selfcare), penanganan bagi orang lain, dan akses cepat terhadap pertolongan.
Apalagi, kemampuan petugas untuk merespon berbagai keluhan juga terbatas.
Padahal masyarakat bisa ikut serta menjadi jembatan pemecahan masalah kesehatan khususnya yang bersifat emergensi di lingkungannya.
"Setiap orang berhak untuk survive dalam keadaan emergensi, setiap orang berhak untuk paham penanganan emergensi,” tegas Halik.
Beberapa materi yang seharusnya diketahui masyarakat umum adalah teknik penanganan penderita gawat darurat misalnya pada kasus kecelakaan, tersedak atau henti jantung, peran masyarakat dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT), praktek bantuan hidup dasar, dan dialog seputar kasus emergensi sehari-hari.
"Kami siap memberikan pelatihan dan bekerjsama dengan institusi pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pemahaman emergensi kepada masyarakat,” ujarnya.
PDEI Gelar Pelatihan Emergensi Bagi Masyarakat Awam

