Minggu (25/9/2016) bertempat di Kuningan Jakarta Selatan PDEI memberikan pelatihan emergensi bagi masyarakat awam di DKI Jakarta, yg diikuti oleh 81 orang dari dari berbagai wilayah dan latar belakang pekerjaan, diantaranya driver, security, pramuniaga, pekerja swasta, dan mahasiswa.

Adapun materi yg diberikan adalah materi praktis dan mendasar diantaranya teknik penanganan penderita gawat darurat misalnya pada kasus kecelakaan, tersedak atau henti jantung, peran masyarakat dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT), praktek bantuan hidup dasar, dan dialog seputar kasus emergensi sehari-hari.

Kegiatan yg mengangkat tema "Jakarta Sadar dan Tanggap" ini digelar di balai pertemuan Nyai Ageng Serang Kuningan Jakarta Selatan.

Peserta terlihat sangat antusias dan menikmati praktek pertolongan dan dialog seputar kasus emergensi yang pernah mereka temukan sebelumnya.

Adapun materi yg diberikan adalah materi praktis dan mendasar diantaranya teknik penanganan penderita gawat darurat misalnya pada kasus kecelakaan, tersedak atau henti jantung, peran masyarakat dalam sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT), praktek bantuan hidup dasar, dan dialog seputar kasus emergensi sehari-hari.

"Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan sudah melakukan pelatihan untuk awam, namun cakupannya masih minimal, perlu kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak. Semoga kedepan organisasi profesi dan seminat di bidang emergensi lebih banyak lagi dilibatkan, dari segi penguasaan konten, alat bantu pelatihan dan tenaga instruktur kami tidak kurang, PDEI siap berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah maupun swasta," ujar dr Halik Malik MKM Ketua PDEI Jakarta

"Saya senang bisa ikut acara ini, karena masalah yang sering dihadapi pada kecelakaan adalah transportasi ke RS, sehingga sebaiknya bisa ditangani di tempat, di banyak tempat umum juga sudah tersedia alat bantu kejut jantung tp kami tidak bisa menggunakan, semoga keterampilan yg saya dapat bisa saya gunakan untuk menolong orang, selain itu saya ingin bermanfaat bagi orang lain," kata Bobby, seorang peserta.

Sementara itu Naufal, yg sehari-hari bekerja sebagai supir menambahkan, "Sebelumnya saya pernah berhadapan dengan kondisi pasien yang butuh pertolongan gawat darurat. Dengan pelatihan ini, nanti jika sy mengalami kejadian yg sama, saya sudah tahu apa yg harus saya lakukan."

Panitia berharap pelatihan awam semacam ini dapat diduplikasi pada tingkat warga yang lebih fokus lagi seperti kelurahan, RW bahkan RT.

Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat turut berkontribusi mempercepat terwujudnya safety community di tingkat warga hingga keluarga.