Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

'Pak Bersih Itu Telah Tiada', Sosok Mari'e Muhammad di Mata Sudirman Said

Dalam saat-saat dirawat sampai hari-hari terakhir, masih minta dibacakan koran untuk mengikuti perkembangan kenegaraan.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in 'Pak Bersih Itu Telah Tiada', Sosok Mari'e Muhammad di Mata Sudirman Said
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, bersama mantan Ketua Umum PMI, Marie Muhammad, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, dan Panglima TNI, Agus Suhartono (kiri ke kanan), menghadiri acara peringatan 66 tahun PMI, di Jakarta Selatan, Kamis (29/9/2011). Dalam acara peringatan itu, PMI memberikan penghargaan kepada perwakilan panitia lima yang merupakan pendiri PMI. (tribunnews/herudin) 

INNALILLAHI wainnailaihi rajiun. Telah berpulang menghadap Sang Khalik, Pak Mari'e Muhammad, birokrat karir yang kuat dalam prinsip, pejuang pemberantasan korupsi, dan pekerja kemanusiaan yang tak kenal lelah.

Perkenalan pertama dengan Pak MM (demikian panggilan akrab beliau) adalah tahun 1993-an, ketika saya masih kuliah di Wangshinton DC!

Seperti kebiasaan mahasiswa di sana, setiap ada tokoh nasional berkunjung ke DC selalu saja ditanggap.

Mas Bambang Harimurti dan saya menjadi organizer diiskusi-diskusi itu, karena bisa menggunakan fasilitas National Press Club, tempat kantor TEMPO Biro Washinton DC, berkantor.

Karena padatnya kegiatan Pak MM, diskusi tak jadi dilaksanakan, saya hanya mengenalkan diri sebagai pegawai negeri di Kementerian Keuangan (waktu berangkat status saya dosen STAN yang dibiyai oleh Loan World Bank).

Kembali ke Indonesia akhir tahun 1994. Oleh berbagai kegiatan aktivisme menjelang pergantian rezim orde baru ke orde reformasi kami dipertemukan kembali.

Peristiwa penembakan Trisakti dan Semanggi memicu kehangatan politik, yang sudah bercampur menjadi krisis multi dimensi.

BERITA REKOMENDASI

Para aktivis dan tokoh-tokoh pergerakan lantas berkumpul dalam berbagai komunitas.

Salah satu komunitas adalah yang difasilitasi oleh tokoh-tokoh profesional seperti Pak Erry Riyana Hardjapamekas, Pak Kemal Stamboel, Pak Arief T Surowidjojo. mengundang forum-forum diskusi multi disiplin.

Secara bergantian hadir tokoh- tokoh nasional seperti Pak Kuntoro Mangkusubroto, Prof. Koesnadi Hardjasumantri (alm), Pak Susilo Bambang Yudhoyono, Pak Pak Gunadi, Ibu Sri Mulyani Indrawati, Pak Prof. Dr. Juwono Sudarsono, dan Pak Prof. Boediono, Prof. Dr. Malik Fadjar.

Beberapa lapis generasi muda juga hadir seperti Ahmad Fikrie Assegaf, M. CHandra Hamzah, Amien Sunaryadi, dan sejumlah aktivis LSM dan BEM.

Saya bersama sejumlah anak anak muda seperti Andi Eldes, Nizar Suhendra, dan Achyar Lubis bertugas sebagai "koki" mempersiapkan segala sesuatunya agar diskusi-diskusi berjalan lancar.


Dengan sengaja saya mencatat tokoh-tokoh yang hadir (maaf, tidak semuanya saya ingat), untuk memberi satu apresiasi kepada almarhum Pak MM.

Karena ketokohan dan kredibilitas beliaulah maka sejumlah tokoh penting itu dengan ringan bergabung dan berkontribusi pada komunitas diskusi ini.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas