Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Waspada, Dampak Jajanan Favorit si Kecil bagi Kesehatan
Jajanan ringan tentu dekat dengan keseharian anak- anak. Tekstur chrunchy dan rasa gurih membuat si kecil ingin mengonsumsinya lagi dan lagi.
Penulis: Fina Maya Bella
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - Jajanan ringan sudah tidak diragukan lagi kenikmatannya. Tapi, pernahkah Anda mencari tahu kandungan apa saja yang ada didalamnya?
Dewasa ini, jajanan ringan diformulasikan sedemikian rupa agar sesuai dengan penerimaan konsumen anak- anak. Jajanan ringan anak yang diproduksi, dijual dan dikonsumsi anak-anak sebagian besar besar mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Produsen jajanan ringan sering tidak menyadari akibat penggunaan BTP yang melibihi batas sesuai peraturan yang ada, Karena pengaruh BTP terhadap kesehatan umumnya tidak langsung dapat dirasakan atau dilihat.
Sementara disisi lain anak-anak biasanya lebih menyukai makanan jajanan dengan warna, penampilan, tekstur, dan rasa yang menarik.
Monosodium glutamate (MSG) adalah salah satu bahan tambahan pangan yang umum ditambahkan pada jajanan ringan anak.
MSG merupakan bentuk garam natrium dari asam glutamate yang berfungsi sebagai penguat rasa. MSG dapat memberikan rasa umami pada produk jajanan ringan, rasa umami inilah yang digemari oleh konsumen anak-anak.
Produsen industri makanan memasarkan dan menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa karena zat ini mampu menyeimbangkan, menyatukan, dan menyempurnakan presepsi total rasa lainnya.
Penggunaan MSG pada produk pangan tidak dibatasi secara spesifik oleh BPOM, hanya dibatasi oleh cara pengolahan pangan yang baik. Padahal pengonsumsia MSG berlebih dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan anak.
Mengonsumsi MSG berlebih secara terus menerus bisa menyebabkan “ketagihan” pada anak.
Hal tersebut lantas rentan membuat berat badan anak meningkat drastis. Seringkali anak diberikan jajanan yang mengandung MSG sehingga dapat makan dengan lahap, padahal,dari segi gizi jajanan tersebut tidak cukup sehat.
Jadi anak itu sebetulnya sedang mengalami kelaparan yang semu tetapi sebenarnya mengalami malnutrisi MSG.
Salah satu penyusun MSG yang saat ini sedang menjadi concern masyarakat adalah sodium atau sering kita kenal sebagai natrium.
Di Indonesia, kejadian hipertensi pada anak-anak tiap tahun semakin bertambah. Pada tahun 1987, kejadian hipertensi pada anak sudah mencapai 5% dari populasi anak.
Sedangkan menurut hasil RISKESDAS tahun 2007, prevalensi hipertensi pada anak di Indonesia sebesar 9%. Asupan tinggi natrium merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hipertensi.