Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ekonomi Gong Si Pakas
Keinginan kuat mengejar swasembada belum diimbangi dengan semangat gerakan tapi masih balutan program atau kegiatan sektoral.
Editor: Hasanudin Aco
Oleh: Dody Susanto
Direktur KLINIK Pancasila
TRIBUNNEWS.COM - Perwujudan dari merayakan makna Pancasila yang paling hakiki adalah menghadirkan ruh sila ke-5 Pancasila secara nyata. Kebersungguhan kita sebagai bangsa berkarakter Indonesia Pancasila, Pancasila Indonesia diuji pada implementasi dan amal berbanyak banyak sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Jika banyak problem mengemuka dengan label kesenjangan, ketimpangan dan ketidakadilan itu penjelasan dari meredupnya sinar sila ke 5. Dibutuhkan energi fikir yang mutakhir bahwa Pancasila telah mencukupkan negeri ini untuk berwajah bangsa kaliber dunia tanpa mendesak desakan ideologi bangsa bangsa lain untuk dicoba dipraktekkan dengan dalih ideologi terbuka, dengan menegasikan kemulian niat dan cita cita para pendiri bangsa .
Sudah cukup kerusakan yang dialami bangsa karena keberhasilan pihak pihak lain bertepuk tangan akibat kekhilafan kita terkecoh dengan serangan pintar berjenis musuh dalam selimut dalam praktek bangsa mengurus kesejahteraan anak bangsanya. Mengatas namakan modernitas dan globalisasi bukan berarti meminggirkan nilai nasionalistik, warisan bahkan kejadulan yang telah terlampaui.
Kita kurang respek pada nilai tersembunyi dari kekuatan dashyat yang sudah diperlihatkan nenek moyang yang menjawab setiap tantangan jaman dengan kehormatan nilai.Kini dipertarungan abad kesejegatan kita berpeluangan merevitalisasi ekonomi gotong royong sila padi kapas atau GONG SI PAKAS melalui semangat mewartakan ekonomi khas bangsa Indonesia.
Nilai Dasar Kecukupan adalah kata kunci yang dipesankan nenek moyang dari dulu. Konsep lumbung pangan telah meletakkan betapa mulia budaya berburu dan meramu dirawat untuk anak cucu diatur tanpa eksploitasi sumber daya alam.Ketika angin mekanisasi dengan baju produktivitas untuk mengejar laju populasi penduduk dijadikan jargon pembangunan kita berpaling dari tata nilai kearifan yang melandasi rasa syukur pada karunia Tuhan.
Keinginan kuat mengejar swasembada belum diimbangi dengan semangat gerakan tapi masih balutan program atau kegiatan sektoral.
Napas gotong royong tersedak sedak karena minimnya penumbuhan prakarsa mandiri pangan. Gerakan Satu Meter Pekarangan Ekstra Rumah Area Pangan Aman Tepat (1 M PERAPAT) serta Gerakan Satu Meter Pekarangan Ekstra Sekolah Area Wajib Aksi Tanam Buah Sayur(1 M PESAWAT BUSUR) sebagai bagian upaya Gotong Royong Mandiri Pangan (GONG MANGAN) berbasis partisipasi publik dapat dimulai untuk menguatkan kecukupan pangan nasional.
Antisipasi Konsumsi global tentang persediaan beras sejumlah 500 juta ton pada tahun 2020 mengharuskan kita mengupayakan strategi optimalisasi sumber daya manusia (regenerasi petani), Gerakan Diversifikasi Pangan dan Perubahan Mindset Budaya dan Motivasi Pertanian. Sebagai Bahan Esensial Rakyat Aman Stok atau BERAS mengharuskan revitalisasi lumbung pangan berbasis Gabungan Kelompok Tani atau Gapoktan bersinergi dengan Bulog menyiapkan gudang beras penyangga di rumah rumah pangan dengan standarisasi yang ekonomis.
Sinergisasi ini juga salah satu penerapan ekonomi gotong royong sila padi kapas. Yang tidak kalah penting juga pemantapan mindset dan respek kita tentang budaya pertanian, mengembangkan konotasi positif tentang produk pertanian dapat dimulai dengan penamaan produk pertanian yang inspiratif dan apresiatif.
Tanpa disadari kebiasaan konotasi negatif " bangsa tempe" Licin bagai belut, otak udang, kambing hitam , bangsa singkong, penjahat kelas teri, koruptor kelas kakap , adu domba telah ikut melumpuhkan respek kita terhadap budaya pertanian.
Kementrian Perindustrian, Kementrian Pertanian dan Kementrian Perdagangan perlu membentuk Desk Paten Merk dan Inovasi (PMI ) yang menarik dan unggulan agar semua cipta karsa produk domestik dan ekspor kita menunjukkan pro pada hasil pertanian kita, misal untuk produk mobil nasional bermerk Pasifik atau Padi Sinergi Fikiran , Busana Asli Tradisi Indonesia Khas Pertanian atau BATIK Pertanian, Padi Gogo Rancah (PAGORA), Varian Ekspor SembakoPopuler Antik (VESPA), Tumbuhan Asli Keragaman Sawah Kita ( TAKSAKA) Tanaman Rakyat Asli Nilai Sejagat (TRANS ).
JENIUS (Jeruk Ekspor Negara Indonesia Unggul Sukses), PALAPA (Pisang Andalan Lokal Akses Pasar Antariksa), SATELIT (Sajak Aneka Tanam Enak Lezat Inovasi Teknologi), DIGDAYA (Duku Indonesia Gudang Duku Awet Yahud Asyik) PASPOR (Pepaya Andalan Sejagat Prima Olah Rasa).
Bangsa Jepang dan Cina juga membangun respek dunia pertanian dengan otentik. Toyota artinya padi yang subur, Honda artinya lahan padi yang utama . Bangsa Cina punya Ungkapan untuk tahun barunya " Semoga Padi Anda Tidak Terbakar " selain Nian Nian You Yu yang artinya Semoga Ikan dan Kemakmuran Menyertai Anda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.