Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Apa Jadinya jika Pemimpin “Baper”?
Umumnya, anak perempuan yang selalu bawa perasaan alias baper dalam berinteraksi.
Editor: Hasanudin Aco
Apalagi jika baper berbuntut pada upaya politisasi atas berbagai isu kebangsaan lainnya yang sebenarnya bisa disikapi dengan dialog yang arif dan bijak agar menyejukkan hati rakyat.
Rasanya tidak elok jika pemimpin, yang diharapkan mampu mengelola perasaan dengan baik justru malah baperan; mereka jadi pergunjingan dan cemoohan publik serta di-bully di media sosial.
Kita membutuhkan pemimpin yang tidak berkutat pada kepentingan diri sendiri, yang membangun komunikasi dengan kelompok, golongan, atau tokoh lain semata hanya untuk kepentingan pribadi.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sedang berusaha bangkit untuk maju dan berkembang bersama-sama melampaui sekat-sekat sosial.
Mari kita bangkit untuk kemajuan, berlomba-lomba berkarya dan mencipta untuk menjangkau bulan, menjelajahi dirgantara, dan menemukan teknologi baru demi kemaslahatan kita bersama.